Omzet pedagang ayam potong anjlok 40%
A
A
A
Sindonews.com - Pasca kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang bertepatan dengan menjelang Ramadan, membuat harga sejumlah kebutuhan pokok di pasar tradisional Banjarnegara, Jawa Tengah (Jateng) terus meroket.
Kenaikan tertinggi terjadi pada jenis ayam potong, kondisi ini memaksa pedagang mengurangi stok karena sepi pembeli. Harga ayam potong di daerah tersebut terus meroket hingga menembus Rp30 ribu per kilogram (kg) dari sebelumnya hanya Rp23 ribu per kg.
Jumiati, seorang pedagang asal Banjarnegara saat ini hanya menyediakn 40 ekor ayam potong. Padahal saat kondisi normal dia berani menyediakan hingga 100 ekor ayam potong.
"Daripada membusuk atau tidak laku, kami terpaksa mengurangi stok," kata Jumiati, Senin (1/7/2013).
Selain ayam, harga telur juga mengalami kenaikan dari Rp18 ribu menjadi Rp20 ribu per kg. Sementara, harga produk kemasan seperti mie instan, minyak goreng dan tepung, saat ini mengalami kenaikan rata-rata Rp2.000 per kg.
Menurut dia, akibat kenaikan harga ini, para pedagang mengaku mengalami penurunan omzet hingga 40 persen, karena sepinya jumlah pembeli. Para pedagang berharap, pemerintah bisa segera bertindak melakukan operasi pasar untuk menstabilkan harga agar tidak merugikan masyarakat.
Kenaikan tertinggi terjadi pada jenis ayam potong, kondisi ini memaksa pedagang mengurangi stok karena sepi pembeli. Harga ayam potong di daerah tersebut terus meroket hingga menembus Rp30 ribu per kilogram (kg) dari sebelumnya hanya Rp23 ribu per kg.
Jumiati, seorang pedagang asal Banjarnegara saat ini hanya menyediakn 40 ekor ayam potong. Padahal saat kondisi normal dia berani menyediakan hingga 100 ekor ayam potong.
"Daripada membusuk atau tidak laku, kami terpaksa mengurangi stok," kata Jumiati, Senin (1/7/2013).
Selain ayam, harga telur juga mengalami kenaikan dari Rp18 ribu menjadi Rp20 ribu per kg. Sementara, harga produk kemasan seperti mie instan, minyak goreng dan tepung, saat ini mengalami kenaikan rata-rata Rp2.000 per kg.
Menurut dia, akibat kenaikan harga ini, para pedagang mengaku mengalami penurunan omzet hingga 40 persen, karena sepinya jumlah pembeli. Para pedagang berharap, pemerintah bisa segera bertindak melakukan operasi pasar untuk menstabilkan harga agar tidak merugikan masyarakat.
(izz)