ASBI ngaku tak terpengaruh pergerakan IHSG
A
A
A
Sindonews.com - PT Asuransi Bintang Tbk (ASBI) mengaku tidak terpengaruh dengan volatilnya pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terjadi sepanjang semester pertama tahun ini.
Pasalnya, perseroan lebih banyak melakukan penempatan dananya di deposito, dibandingkan instrumen saham ataupun obligasi.
"Tidak berpengaruh dengan kondisi pasar yang kurang stabil. Kita kan memang porsi investasi kita di saham memang kecil," kata Direktur Keuangan ASBI, Jenry Cardo Manurung di FX Jakarta, Selasa (2/7/2013).
Jenry menjelaskan, dipilihnya deposito karena dipandang sebagai instrumen paling aman kendati dari segi return kurang progresif.
Langkah ini juga sejalan dengan arahan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), agar menempatkan dana pada sektor yang lebih aman, karena dana yang dikelola merupakan uang masyarakat.
"Kita kan industri asuransi, jadi kita tempatkan yang aman untuk dana kita, walaupun deposito return-nya lebih rendah. Tapi yang penting lebih aman. Ini juga sejalan dengan strategi marketing kami," kata dia.
Menurutnya, porsi dana kelolaan yang dialokasikan ke saham saat ini hanya 1,5 persen, deposito 70 persen, obligasi 21 persen, properti 7,5 persen dan sisanya ke sektor lainnya.
"Ke depan, kita targetkan di saham hanya 1 persen dan akan lebih banyak lagi di deposito, agar lebih aman," ujarnya.
Meski dipandang kurang progresif, namun Jenry optimistis tetap mampu memberi nilai menarik bagi nasabahnya. Karena, dalam pengembangan asetnya perseroan tidak mengandalkan dana hasil investasi dari deposito melainkan dari dana premi yang diperoleh dari kerja sama resiprokal dengan pihak perbankan.
Pasalnya, perseroan lebih banyak melakukan penempatan dananya di deposito, dibandingkan instrumen saham ataupun obligasi.
"Tidak berpengaruh dengan kondisi pasar yang kurang stabil. Kita kan memang porsi investasi kita di saham memang kecil," kata Direktur Keuangan ASBI, Jenry Cardo Manurung di FX Jakarta, Selasa (2/7/2013).
Jenry menjelaskan, dipilihnya deposito karena dipandang sebagai instrumen paling aman kendati dari segi return kurang progresif.
Langkah ini juga sejalan dengan arahan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), agar menempatkan dana pada sektor yang lebih aman, karena dana yang dikelola merupakan uang masyarakat.
"Kita kan industri asuransi, jadi kita tempatkan yang aman untuk dana kita, walaupun deposito return-nya lebih rendah. Tapi yang penting lebih aman. Ini juga sejalan dengan strategi marketing kami," kata dia.
Menurutnya, porsi dana kelolaan yang dialokasikan ke saham saat ini hanya 1,5 persen, deposito 70 persen, obligasi 21 persen, properti 7,5 persen dan sisanya ke sektor lainnya.
"Ke depan, kita targetkan di saham hanya 1 persen dan akan lebih banyak lagi di deposito, agar lebih aman," ujarnya.
Meski dipandang kurang progresif, namun Jenry optimistis tetap mampu memberi nilai menarik bagi nasabahnya. Karena, dalam pengembangan asetnya perseroan tidak mengandalkan dana hasil investasi dari deposito melainkan dari dana premi yang diperoleh dari kerja sama resiprokal dengan pihak perbankan.
(izz)