Pasokan sembako di Bawean mulai menipis
A
A
A
Sindonews.com - Menjelang Ramadan, persediaan sembako di Pulau Bawean semakin menipis. Hal ini akibat tersendatnya pasokan dari Pulau Jawa.
Sebanyak lima unit kapal pengangkut sembako, rute Gresik-Bawean tertahan di pelabuhan Gresik, karena terhambat kondisi cuaca buruk di perairan laut Jawa.
Kondisi cuaca buruk yang melanda perairan laut Jawa dalam sepekan terakhir mengancam pasokan sembako di Pulau Bawean yang berjarak 80 mil dari pelabuhan Gresik.
Kapal kapal pengangkut sembako ini hanya bersandar di dermaga pelabuhan Gresik dan menunggu kondisi cuaca kembali normal. Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan Gresik menyatakan, kondisi gelombang di perairan laut Jawa mencapai ketinggian 4 meter. Sehingga mengancam keselamatan penumpang dan kapal yang nekad berlayar.
Humas Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Gresik, Nanang Afandi mengatakan, larangan berlayar diberlakukan sampai batas waktu yang belum ditentukan. "Karena menunggu cuaca kembali normal," katany, Kamis (4/7/2013).
Larangan berlayar ini diberlakukan hanya untuk kapal dengan bobot mati dibawa 1000 dead weight tonage (dwt). Sedangkan kapal yang berbobot mati lebih dari 1000 dwt tetap diperbolehkan.
Jika kondisi cuaca buruk terus berlanjut dipastikan warga Bawean akan mengalami krisis sembako. warga hanya bisa berharap Pemkab Gresik menyediakan kapal bantuan untuk memasok kebutuhan sembako, sehingga krisis sembako teratasi.
Sebanyak lima unit kapal pengangkut sembako, rute Gresik-Bawean tertahan di pelabuhan Gresik, karena terhambat kondisi cuaca buruk di perairan laut Jawa.
Kondisi cuaca buruk yang melanda perairan laut Jawa dalam sepekan terakhir mengancam pasokan sembako di Pulau Bawean yang berjarak 80 mil dari pelabuhan Gresik.
Kapal kapal pengangkut sembako ini hanya bersandar di dermaga pelabuhan Gresik dan menunggu kondisi cuaca kembali normal. Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan Gresik menyatakan, kondisi gelombang di perairan laut Jawa mencapai ketinggian 4 meter. Sehingga mengancam keselamatan penumpang dan kapal yang nekad berlayar.
Humas Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Gresik, Nanang Afandi mengatakan, larangan berlayar diberlakukan sampai batas waktu yang belum ditentukan. "Karena menunggu cuaca kembali normal," katany, Kamis (4/7/2013).
Larangan berlayar ini diberlakukan hanya untuk kapal dengan bobot mati dibawa 1000 dead weight tonage (dwt). Sedangkan kapal yang berbobot mati lebih dari 1000 dwt tetap diperbolehkan.
Jika kondisi cuaca buruk terus berlanjut dipastikan warga Bawean akan mengalami krisis sembako. warga hanya bisa berharap Pemkab Gresik menyediakan kapal bantuan untuk memasok kebutuhan sembako, sehingga krisis sembako teratasi.
(izz)