Tekan kerugian, peternak ayam turunkan produksi
A
A
A
Sindonews.com - Kelangkaan ayam di pasaran Depok ternyata disebabkan oleh diturunkannya produksi ayam potong di kalangan peternak. Hal itu dikarenakan tingginya harga pakan ayam sehingga peternak mengalami kerugian.
Seperti yang dilakukan Ahmad Muhtar, peternak di Kelurahan Bojongsari, Kecamatan Bojongsari, Depok yang mengaku sengaja menurunkan produksi ayam karena kenaikan harga pakan dan Day Old Chicken (DOC). Saat ini dirinya menurunkan produksi ayam sampai 80 persen yaitu dari 20.000 menjadi 4.000 ekor ayam.
Menurut dia, kenaikan harga DOC dan pakan tersebut menyulitkan terutama peternak ayam mandiri. Saat ini harga DOC naik dari sebelumnya Rp4.000 menjadi Rp6.500 per ekor. Sementara harga pakan naik dari Rp305.000 menjadi Rp320.000 per karung.
“Sejak BBM naik, harga DOC dan pakan naik. Saya jadi mikir dua kali buat produksi banyak, takut rugi,” kata Ahmad, Jumat (05/07/2013).
Menurut Muhtar, dirinya saat ini harus menjual harga kandang minimal Rp22.500 per kg. Jika tidak, dia akan mengalami kerugian. “Itu harga di peternak ya, kan belum ongkos transport dan sebagainya,” ungkapnya.
Eva Maryam, peternak lainnya mengatakan, dirinya belum terpengaruh oleh kenaikan harga pakan dan DOC. Sebab usaha ternaknya menggunakan sistem kemitraan. Dengan demikian, Eva hanya menyediakan kandang dan tenaga untuk membesarkan ayam. “Untuk DOC dan pakan sudah disediakan oleh penyuplai yang bekerja sama,” kata Eva.
Meskipun demikian, menurut Eva kenaikan DOC dan pakan tersebut bisa mempengaruhi pada perjanjian kontrak yang dilakukan setiap bulan. “Nanti setelah kontrak habis, baru ada perjanjian lagi bagaimana bagi hasilnya,” akunya.
Ketua Paguyuban Pedagang Ayam Daerah Kota Depok, Widodo mengatakan, saat ini harga ayam di pasar tradisional melonjak menjadi lebih dari Rp35.000 per kg. Mahalnya harga daging tersebut disebabkan karena langkanya ayam di pertenakan. “Banyak pedagang yang terpaksa menjual mobil atau tanah untuk menutupi usahanya,” tutupnya.
Seperti yang dilakukan Ahmad Muhtar, peternak di Kelurahan Bojongsari, Kecamatan Bojongsari, Depok yang mengaku sengaja menurunkan produksi ayam karena kenaikan harga pakan dan Day Old Chicken (DOC). Saat ini dirinya menurunkan produksi ayam sampai 80 persen yaitu dari 20.000 menjadi 4.000 ekor ayam.
Menurut dia, kenaikan harga DOC dan pakan tersebut menyulitkan terutama peternak ayam mandiri. Saat ini harga DOC naik dari sebelumnya Rp4.000 menjadi Rp6.500 per ekor. Sementara harga pakan naik dari Rp305.000 menjadi Rp320.000 per karung.
“Sejak BBM naik, harga DOC dan pakan naik. Saya jadi mikir dua kali buat produksi banyak, takut rugi,” kata Ahmad, Jumat (05/07/2013).
Menurut Muhtar, dirinya saat ini harus menjual harga kandang minimal Rp22.500 per kg. Jika tidak, dia akan mengalami kerugian. “Itu harga di peternak ya, kan belum ongkos transport dan sebagainya,” ungkapnya.
Eva Maryam, peternak lainnya mengatakan, dirinya belum terpengaruh oleh kenaikan harga pakan dan DOC. Sebab usaha ternaknya menggunakan sistem kemitraan. Dengan demikian, Eva hanya menyediakan kandang dan tenaga untuk membesarkan ayam. “Untuk DOC dan pakan sudah disediakan oleh penyuplai yang bekerja sama,” kata Eva.
Meskipun demikian, menurut Eva kenaikan DOC dan pakan tersebut bisa mempengaruhi pada perjanjian kontrak yang dilakukan setiap bulan. “Nanti setelah kontrak habis, baru ada perjanjian lagi bagaimana bagi hasilnya,” akunya.
Ketua Paguyuban Pedagang Ayam Daerah Kota Depok, Widodo mengatakan, saat ini harga ayam di pasar tradisional melonjak menjadi lebih dari Rp35.000 per kg. Mahalnya harga daging tersebut disebabkan karena langkanya ayam di pertenakan. “Banyak pedagang yang terpaksa menjual mobil atau tanah untuk menutupi usahanya,” tutupnya.
(gpr)