K3, solusi Jamsostel tingkatkan mutu tenaga kerja
K3, solusi Jamsostel tingkatkan mutu tenaga kerja
A
A
A
Sindonews.com - Meningkatkan mutu tenaga kerja seringkali menjadi hal yang sulit dipenuhi bagi pelaku usaha terutama di sektor padat karya. Selain mahal, sulitnya menemukan tenaga pengajar yang kompeten untuk meningkatan keterampilan tenaga kerja, menjadi alasan tersendiri mengapa hal tersebut sulit dilakukan.
Kepala Dinas Tenaga Kerja (Kadisnaker) Kabupaten Tangerang, Heri Heryanto menerangkan, di kabupaten Tangerang sendiri ketersediaan tenaga ahli di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bisa dibilang masih minim.
"Di kabupaten istruktur K3 cuma ada 2 orang, sementara yang bisa mengajar cuma 1 orang. Kita kan tidak bisa sembarangan tunjuk orang untuk mengajar. Karena mengajar kan butuh spesialisasi," ujarnya kepada Sindonews akhir pekan lalu.
Padahal diakuinya, tingkat kecelakaan kerja di lingkup Kabupaten Tangerang tergolong tinggi. Bila tidak disikapi, hal tersebut dapat berimbas pada penurunan produktivitas yang pada akhirnya menurunkan daya saing.
"Kaitannya dengan mesin. Murni kecelakaan kerja, rata-rata kaitan dengan mesin, ada juga human error yang namamnya mengendalikan mesin itu kan butuh keterampilan dan kehati-hatian. Dari 3.780 kejadian kecelakaan, 3.150-nya terjadi di dalam (di dalam lingkungan kerja)," papar dia.
Merespon kondisi tersebut, tepat rasanya bila PT Jamsostek (persero) gencar memberikan berbagai pelatihan K3 bagi seluruh pesertanya. Selain memberikan manfaat tambahan bagi pesertanya yang tertib administrasi, pelatihan ini juga menjadi solusi agi perusahaan-perusahaan yang selama ini sulit menggelar pelatihan semacam ini akibat keterbatasan biaya.
Langkah nyatanya adalah seperti yang baru-baru ini digelar oleh PT Jamsostek cabang Tangerang IV bekerjasama dengan PT Surveyor Indonesia di Grand Zuri Hotel, Tangerang, Kamis 27 Juni 2013 lalu dan dihadiri sekitar 101 perwakilan perusahaan.
"Bagi mereka, ini sangat bermanfaat karena perusahaan kecil itu kan tidak ada pelatihan k3 dari internal perusahaannya, apa lagi pelatihan ini kan mahal, jadi ini sangat membantu," terang Kepala Kantor Cabang Jamsostek Tangerang, Kimron dalam kesempatan yang sama.
Kepala Dinas Tenaga Kerja (Kadisnaker) Kabupaten Tangerang, Heri Heryanto menerangkan, di kabupaten Tangerang sendiri ketersediaan tenaga ahli di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bisa dibilang masih minim.
"Di kabupaten istruktur K3 cuma ada 2 orang, sementara yang bisa mengajar cuma 1 orang. Kita kan tidak bisa sembarangan tunjuk orang untuk mengajar. Karena mengajar kan butuh spesialisasi," ujarnya kepada Sindonews akhir pekan lalu.
Padahal diakuinya, tingkat kecelakaan kerja di lingkup Kabupaten Tangerang tergolong tinggi. Bila tidak disikapi, hal tersebut dapat berimbas pada penurunan produktivitas yang pada akhirnya menurunkan daya saing.
"Kaitannya dengan mesin. Murni kecelakaan kerja, rata-rata kaitan dengan mesin, ada juga human error yang namamnya mengendalikan mesin itu kan butuh keterampilan dan kehati-hatian. Dari 3.780 kejadian kecelakaan, 3.150-nya terjadi di dalam (di dalam lingkungan kerja)," papar dia.
Merespon kondisi tersebut, tepat rasanya bila PT Jamsostek (persero) gencar memberikan berbagai pelatihan K3 bagi seluruh pesertanya. Selain memberikan manfaat tambahan bagi pesertanya yang tertib administrasi, pelatihan ini juga menjadi solusi agi perusahaan-perusahaan yang selama ini sulit menggelar pelatihan semacam ini akibat keterbatasan biaya.
Langkah nyatanya adalah seperti yang baru-baru ini digelar oleh PT Jamsostek cabang Tangerang IV bekerjasama dengan PT Surveyor Indonesia di Grand Zuri Hotel, Tangerang, Kamis 27 Juni 2013 lalu dan dihadiri sekitar 101 perwakilan perusahaan.
"Bagi mereka, ini sangat bermanfaat karena perusahaan kecil itu kan tidak ada pelatihan k3 dari internal perusahaannya, apa lagi pelatihan ini kan mahal, jadi ini sangat membantu," terang Kepala Kantor Cabang Jamsostek Tangerang, Kimron dalam kesempatan yang sama.
(gpr)
Explore More