IHSG masuki tren bullish

Kamis, 11 Juli 2013 - 08:43 WIB
IHSG masuki tren bullish
IHSG masuki tren bullish
A A A
Sindonews.com - Secara teknikal Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah menunjukkan tren bullsih, yang artinya pada perdagangan hari ini IHSG akan bergerak cenderung menguat.

"IHSG akan bergerak di kisaran 4.429-4.544. Pola bullish engulfing di area oversold terbentuk atas IHSG mengindikasikan bullish reversal," kata Kepala Riset MNC Securities, Edwin Sebayang, Kamis (11/7/2013).

Investor dalam negeri pada Kamis ini harap-harap cemas menanti keputusan hasil RDG BI atas BI rate. Pelaku pasar mengharapkan BI rate naik untuk menghadang laju inflasi Juli dan untuk mengendalikan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD/IDR) agar tidak bergerak liar.

"Sementara itu, kenaikan harga Nymex Oil yang sudah berada di atas USD106/barel sehingga cukup menggiurkan melakukan pembelian atas emiten berbasis oil, gas and coal," tegas dia.

Dari luar negeri, setelah Dow menguat tajam empat hari sebelumnya sebesar 367,93 poin (2,45 persen), Dow Jones justru nyaris ditutup flat Rabu dengan turun sebesar 8,68 poin (0,06 persen) pada level 15.291,66.

Sedangkan Nasdaq ditutup naik 16,5 poin (0,47 persen) pada level 3.520,76 diiringi kejatuhan The Vix 0,98 persen ditutup pada level 14,21.

Kondisi tersebut merujuk hasil terbaru Fed Minutes Meeting yang mengatakan The Fed masih membutuhkan bukti kuat atas kelanjutan perbaikan sektor tenaga kerja sebelum The Fed mengurangi program stimulus di tengah beragamnya kinerja laporan keuangan kuartal II/2013 emiten dan rilis data wholesale inventories bulan Mei yang turun 0,5 persen.

Penurunan tersebut merupakan penurunan terbesar 1-1/2 terakhir, dibanding konsensus ekonom berharap naik 0,3 persen dan lebih rendah dari data April yang turun 0,2 persen.

Kondisi tersebut di tengah data wholesale sales yang menguat dari perkiraan awal 1,6 persen dan hasil auction 10-year notes sebesar USD21 miliar yang menunjukkan penurunan yield menjadi 2,67 persen dibanding rata-rata yield sebelumnya di level 2,84 persen.

Selain itu, rendahnya ekspor Juni China yang mengindikasikan Bank Sentral China berpotensi meneruskan kebijakan uang murah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi mereka di tengah euro yang sedikit membaik setelah turun tiga bulan terendah atas USD merujuk downgrade S&P Selasa atas Italy's government debt menjadi BBB (hanya 2 level di atas status junk).
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5747 seconds (0.1#10.140)