Pengiriman uang TKI di Cianjur meningkat 11%
A
A
A
Sindonews.com - Jumlah pengiriman uang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Cianjur, melalui PT Pos Indonesia meningkat dibanding bulan biasanya. Jika dibanding tahun lalu, kenaikan pengiriman tersebut mencapai 11 persen saat Ramadan.
Kepala Kantor Pos Cianjur, Tedi Suryadi membenarkan kenaikan tersebut. Dari data yang diperoleh, kata dia, jumlah peningkatan tersebut hanya untuk Juni-Juli. Sementara, kiriman dari para TKI yang bekerja di luar negeri mencapai sekitar Rp55 miliar.
"Sedangkan untuk tahun lalu, jumlah pemasukan dari kiriman uang TKI mencapai Rp47,7 miliar," ujarnya.
Pihaknya memprediksi, peningkatan akan terus terjadi, bahkan jelang Lebaran tahun ini diperkirakan kiriman uang akan lebih banyak dibanding tahun lalu.
"Untuk tahun lalu, dalam satu bulan saja bisa mencapai Rp60 miliar. Kami prediksi di tahun ini akan meningkat," tuturnya.
Menurutnya, hal tersebut juga dilihat dari peningkatan yang selalu terjadi setiap bulan mencapai 10 persen. Selain itu, selama satu bulan kemarin, sudah terjadi peningkatan hingga 11 persen dibandingkan tahun lalu.
"Peningkatan tersebut terjadi selain adanya peningkatan jumlah uang yang dikirim juga dikarenakan peningkatan jumlah TKI yang mengirimkan. Hal ini bisa dikatakan jumlah TKI Cianjur setiap tahunnya meningkat," ucapnya.
Sebagian besar kiriman uang ke Cianjur, berasal dari TKI yang bekerja di wilayah Timur Tengah, terutama Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA). Persentasenya bisa mencapai 80 persen. Sementara, hasil kiriman uang TKI kepada pihak keluarga, diarahkan oleh PT Pos untuk tidak diambil sepenuhnya. Namun, disisihkan dengan cara menabung.
"Jadi saat pengambilan oleh keluarga TKI, kami sarankan untuk sebagian membuka tabungan di Kantor Pos. Namun, itu hanya sebatas saran tidak ada paksaan," ujarnya.
Program tersebut, kata Tedi, baru berjalan 35 persen dari jumlah penerima yanga ada, dan masih melakukan sosialisasi terus menerus. "Kami berharap, kiriman TKI ini tidak langsung sekali habis dimanfaatkan keluarganya, tapi dapat disimpan untuk kebutuhan yang tak diduga," kata dia.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Cianjur, Sumitra mengatakan, peningkatan kiriman uang tidak terlepas dari peningkatan jumlah TKI yang bekerja di luar negeri. Padahal, Disnaker telah mengeluarkan moratorium untuk menghentikan sementara pengiriman TKI ke luar negeri.
"Namun anemo masyarakat untuk jadi TKI tinggi, karena itu jumlah TKI tiap tahunnya naik. Moratorium hanya untuk negara tertentu. Sedangkan negara seperti malaysia dan beberapa negara Timur Tengah masih bisa mengirimkan TKI," terangnya.
Kepala Kantor Pos Cianjur, Tedi Suryadi membenarkan kenaikan tersebut. Dari data yang diperoleh, kata dia, jumlah peningkatan tersebut hanya untuk Juni-Juli. Sementara, kiriman dari para TKI yang bekerja di luar negeri mencapai sekitar Rp55 miliar.
"Sedangkan untuk tahun lalu, jumlah pemasukan dari kiriman uang TKI mencapai Rp47,7 miliar," ujarnya.
Pihaknya memprediksi, peningkatan akan terus terjadi, bahkan jelang Lebaran tahun ini diperkirakan kiriman uang akan lebih banyak dibanding tahun lalu.
"Untuk tahun lalu, dalam satu bulan saja bisa mencapai Rp60 miliar. Kami prediksi di tahun ini akan meningkat," tuturnya.
Menurutnya, hal tersebut juga dilihat dari peningkatan yang selalu terjadi setiap bulan mencapai 10 persen. Selain itu, selama satu bulan kemarin, sudah terjadi peningkatan hingga 11 persen dibandingkan tahun lalu.
"Peningkatan tersebut terjadi selain adanya peningkatan jumlah uang yang dikirim juga dikarenakan peningkatan jumlah TKI yang mengirimkan. Hal ini bisa dikatakan jumlah TKI Cianjur setiap tahunnya meningkat," ucapnya.
Sebagian besar kiriman uang ke Cianjur, berasal dari TKI yang bekerja di wilayah Timur Tengah, terutama Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA). Persentasenya bisa mencapai 80 persen. Sementara, hasil kiriman uang TKI kepada pihak keluarga, diarahkan oleh PT Pos untuk tidak diambil sepenuhnya. Namun, disisihkan dengan cara menabung.
"Jadi saat pengambilan oleh keluarga TKI, kami sarankan untuk sebagian membuka tabungan di Kantor Pos. Namun, itu hanya sebatas saran tidak ada paksaan," ujarnya.
Program tersebut, kata Tedi, baru berjalan 35 persen dari jumlah penerima yanga ada, dan masih melakukan sosialisasi terus menerus. "Kami berharap, kiriman TKI ini tidak langsung sekali habis dimanfaatkan keluarganya, tapi dapat disimpan untuk kebutuhan yang tak diduga," kata dia.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Cianjur, Sumitra mengatakan, peningkatan kiriman uang tidak terlepas dari peningkatan jumlah TKI yang bekerja di luar negeri. Padahal, Disnaker telah mengeluarkan moratorium untuk menghentikan sementara pengiriman TKI ke luar negeri.
"Namun anemo masyarakat untuk jadi TKI tinggi, karena itu jumlah TKI tiap tahunnya naik. Moratorium hanya untuk negara tertentu. Sedangkan negara seperti malaysia dan beberapa negara Timur Tengah masih bisa mengirimkan TKI," terangnya.
(izz)