IHSG bergantung nilai tukar rupiah

Senin, 15 Juli 2013 - 08:38 WIB
IHSG bergantung nilai tukar rupiah
IHSG bergantung nilai tukar rupiah
A A A
Sindonews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tampaknya menanti membaiknya nilai tukar rupiah setelah pada pekan lalu, IHSG hanya mampu ditutup rebound tipis.

"Minggu ini ada dua faktor yang layak diperhatikan, yakni kelanjutan rilis laporan keuangan kuartal II/2013 dan pergerakan USD/IDR setelah Jumat lalu mencapai Rp9.990. Karena jika Rupiah kembali melemah maka sangat berpengaruh atas pergerakan IHSG," kata Kepala Riset MNC Securities, Edwin Sebayang, Senin (14/7/2013).

Namun demikian, dia menjelaskan, secara teknikal IHSG masih menunjukkan potensi penguatannya. "IHSG Akan berada di kisaran 4.590-4.677. Pola three white soldiers di area oversold terbentuk atas IHSG mengindikasikan bullish continuation," tandasnya.

Setelah beberapa minggu lalu pasar disibukan komentar Bernanke berkaitan paket stimulus, minggu ini fokus utama pelaku pasar tertuju rilis laporan keuangan kuartal II/2013 sebanyak 70 emiten besar yang tergabung dalam indeks S&P 500.

Di mana jika laba bersih emiten menunjukan pelemahan di tengah intervensi Bank Sentral besar dunia, bukan mustahil akan terjadi sell-off. Adapun beberapa emiten besar yang merilis laporan keuangan, seperti Senin ada Citigroup, Selasa ada Coca-Cola, Goldman Sachs, Johnson & Johnson, Charles Schwab, Yahoo.

Hari Rabu ada Bank of America, Novartis, Abbott Labs, Bank of NY Mellon, Mattel, Amex, Ebay, IBM, Intel, Sandisk. Kamis ada BlackRock, Morgan Stanley, United Health, erizon, Google, Microsoft, AMD. Hari Jumat ada GE, Schlumberger, Vodafond dan Honeywell.

Sedangkan data ekonomi yang akan dirilis, seperti pada hari Senin ada data mengenai empire manufacturing, retail sales, business inventories.

Di hari Selasa ada CPI, industrial production, NAHB housing market index, leading indicators; Rabu ada data tentang housing starts, building permits, beige book dan di hari Kamis ada data initial jobless and continuing claims, leading indicators.

Data ekonomi negara besar lain yang perlu diperhatikan, seperti Eropa terdapat data CPI, trade balance, ZEW survey/economic sentiment, construction output, PPI.

Dari Jepang ada pengumuman BOJ minutes meeting, machine tool orders, Nationwide dept store sales, all activity index, leading index dan dari China ada data GDP, industrial production, retail sales, producer & import prices, June property prices.

Dari dalam negeri, minggu lalu ternyata IHSG tidak dapat bangkit karena hanya rebound tipis 0,25 persen (2 minggu lalu turun 216,09 poin/4,48 persen) diiringi net sell asing 28 minggu Rp4,77 triliun.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4752 seconds (0.1#10.140)