BPR tak akan naikkan suku bunga kredit
A
A
A
Sindonews.com - Kebijakan Bank Indonesia (BI) menaikkan BI Rate hingga 50 basis point menjadi 6,5 persen tidak akan memengaruhi suku bunga kredit yang ada di Bank Perkreditan Rakyat (BPR) DI Yogyakarta (DIY).
Mereka yakin BPR masih bisa mendapatkan celah keuntungan tanpa harus menaikkan suku bunga. Ketua Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) DIY, Teddy Alamsyah mengatakan, BPR lebih memilih memangkas selisih bunga dana dengan kredit dibandingkan rasio NPL meningkat.
"Saya rasa BPR masih mampu bertahan dengan bunga kredit saat ini, walaupun suku bunga dana akan naik," kata Teddy, Kamis (18/7/2013).
Menurutnya, BPR tidak akan menaikkan suku bunga, karena justru akan berpengaruh terhadap NPL. Apalagi BPR banyak yang membidik usaha Mikro Kecil dan Menengah (UKM). Untuk menekan biaya itu, BPR akan melakukan efisiensi biaya dan belanja. "Mungkin kalau penguatan dolar malah lebih utama daripada kenaikan BI Rate," ujarnya.
Sementara, Dirut PD BPR Bank Pasar Kulonprogo, Fahmi Akbar Idries mengatakan, dampak kenaikan BI Rate belum terasa dalam industri perbankan khususnya BPR. Biasanya kebijakan seperti itu baru akan dirasakan dua atau tiga bulan setelahnya.
Menurutnya, sampai saat ini belum ada rencana untuk menaikkan. Jika pun naik hanya untuk kredit jangka pendek. Sedangkan untuk jangka menengah dan panjang akan melihat situasi dan kondisi ekonomi. "Belum, kita lihat situasi dulu nanti seperti apa," tegasnya.
Mereka yakin BPR masih bisa mendapatkan celah keuntungan tanpa harus menaikkan suku bunga. Ketua Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) DIY, Teddy Alamsyah mengatakan, BPR lebih memilih memangkas selisih bunga dana dengan kredit dibandingkan rasio NPL meningkat.
"Saya rasa BPR masih mampu bertahan dengan bunga kredit saat ini, walaupun suku bunga dana akan naik," kata Teddy, Kamis (18/7/2013).
Menurutnya, BPR tidak akan menaikkan suku bunga, karena justru akan berpengaruh terhadap NPL. Apalagi BPR banyak yang membidik usaha Mikro Kecil dan Menengah (UKM). Untuk menekan biaya itu, BPR akan melakukan efisiensi biaya dan belanja. "Mungkin kalau penguatan dolar malah lebih utama daripada kenaikan BI Rate," ujarnya.
Sementara, Dirut PD BPR Bank Pasar Kulonprogo, Fahmi Akbar Idries mengatakan, dampak kenaikan BI Rate belum terasa dalam industri perbankan khususnya BPR. Biasanya kebijakan seperti itu baru akan dirasakan dua atau tiga bulan setelahnya.
Menurutnya, sampai saat ini belum ada rencana untuk menaikkan. Jika pun naik hanya untuk kredit jangka pendek. Sedangkan untuk jangka menengah dan panjang akan melihat situasi dan kondisi ekonomi. "Belum, kita lihat situasi dulu nanti seperti apa," tegasnya.
(izz)