Harga sembako anjlok, pedagang di Solo merugi

Rabu, 24 Juli 2013 - 19:34 WIB
Harga sembako anjlok, pedagang di Solo merugi
Harga sembako anjlok, pedagang di Solo merugi
A A A
Sindonews.com - Di saat kebutuhan harga pokok terus melambung selama Ramadan dan menjelang Lebaran, pedagang di pasar tradisional Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng) menjerit karena harga sembako yang semula melambung kini harganya anjlok. Akibatnya mereka merugi.

Distribusi yang lancar dan pasokan yang melimpah sejumlah komoditas di pasar tersebut membuat harga stabil. Namun, sejumlah komoditas utama, justru mengalami penurunan harga alias anjlog. Karena banyaknya barang yang melimpah.

Kondisi ini dikeluhkan pedagang karena mereka membeli pada saat harga mahal dan kini harganya anjlok jika dijual. Akhirmnya mereka pun harus menelan kerugian.

Hal ini terungkap saat Tim Pemantau Inflasi Daerah (TPID) Kota Solo yang terdiri dari unsur pemerintah Kota Solo, Bank Indonesia, Kepolisian, dan Bulog hari ini melakukan inspeksi mendadak (sidak) di beberapa pasar tradisiona di Kota Solo untuk mementau harga kebutuhan pokok menjelang Lebaran.

Sri Rahayu, penjualan bawang merah mengatakan, harga bawang merah sekarang hanya Rp35 ribu per kilogram (kg) dari Rp50 ribu per kg. "Ini karena panen raya dan bawang impor pun ikut turun dari Rp35 ribu mejadi Rp30 ribu per kg," ujarnya, Rabu (24/7/2013).

Untuk bawang putih turun Rp4 ribu dari Rp15 ribu menjadi Rp11 ribu dan diperkirakan akan terus turun hingga menjelang Lebaran. Setiap hari turunnya Rp1.000.

Sementara, harga ayam potong juga mengalami penurunan drastis dari Rp32 ribu menjadi Rp19 ribu per kg. Enkoh, penjual telur di pasar tersebut terpaksa harus menjual rugi telurnya karena stok berlimpah. "Jika tidak di jual rugi maka akan busuk," kata dia.

Hal yang sama juga dialami Joko, penjual cabai rawit dari harga Rp15 ribu menjadi Rp13.500 karena stok berlimpah.

Ketua TPID Solo, Joko Pangarso usai sidak. Namun kebiasannya akan naik drastis beberapa hari menjelang Lebaran. Mereka berharap pemerintah bisa mengendalikan harga agar stabil. Sehingga pedagang yang sudah mempunyai banyak stok untuk dijual tidak merugi karena melimpahnya pasokan.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7459 seconds (0.1#10.140)