Terseret rupiah, IHSG berpeluang melemah

Kamis, 25 Juli 2013 - 08:29 WIB
Terseret rupiah, IHSG...
Terseret rupiah, IHSG berpeluang melemah
A A A
Sindonews.com - Kejatuhan Dow Jones dan pelemahan nilai tukar rupiah yang semakin dalam berpotensi menggerus saham-saham di bursa Tanah Air, sehingga dikhawatirkan akan mengakibatkan pelemahan lanjutan atas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Adanya asumsi pelemahan susulan tersebut nyatanya didukung oleh pergerakan IHSG yang secara teknikal masuk dalam tren bearish.

"IHSG akan berada pada kisaran 4.670-4.773. Pola bearish harami terbentuk atas IHSG mengindikasikan bearish reversal di hari Kamis," ujar Kepala Riset MNC Securities, Edwin Sebayang, Kamis (25/7/2013).

Dari luar negeri, kejatuhan saham Caterpillar (2,4 persen), AT&T (1,2 persen), Broadcom (15,1 persen) dan Boeing (0,8 persen) sebagai dampak mengecewakannya pendapatan dan kinerja emiten tersebut di-off set kenaikan saham Apple (5,1 persen) menjadi faktor Dow Jones turun 25,5 poin (0,16 persen) ditutup pada level 15.542,24 diiringi kenaikan The Vix 4,11 persen ditutup pada level 13,18.

Hingga Rabu (24/7/2013) waktu Amerika Serikat (AS), sudah 169 emiten yang tergabung dalam indeks S&P 500 melaporkan laba bersih kuartal/2013, dimana 65,7 persen, diantaranya melaporkan laba bersih di atas ekspektasi, sementara 53,3 persen melaporkan pendapatan di atas ekspektasi awal.

Para analis memperkirakan laporan keuangan kuartal II/2013, emiten akan melaporkan 2,9 persen kenaikan dibanding tahun lalu, dengan perkiraan kenaikan pendapatan 1,1 persen.

Dari dalam negeri, melemahnya rupiah atas USD yang mencapai Rp10.262 dalam perdagangan Rabu sebagai dampak empat faktor, seperti tingginya permintaan USD untuk kebutuhan impor, pembayaran utang luar negeri, repatriasi pendapatan hasil dividen ke negara asal dan lemahnya arus modal USD ke Indonesia menjadi salah satu faktor IHSG melemah dan bergerak anomali dibandingkan bursa regional.

"Jika rupiah terus melemah terhadap USD, dimana saya perkirakan rupiah berpotensi melemah ke level 10.500 dalam beberapa bulan ke depan dan mendorong inflasi semakin meningkat, bukan mustahil saya perkirakan BI rate berpotensi kembali naik 25 basis poin ke level 6,75 persen dalam beberapa bulan ke depan," tutur dia.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9254 seconds (0.1#10.140)