Produk udang RI bebas dari tuduhan subsidi

Kamis, 15 Agustus 2013 - 10:41 WIB
Produk udang RI bebas...
Produk udang RI bebas dari tuduhan subsidi
A A A
Sindonews.com - Pemerintah Indonesia akhirnya berhasil membuktikan produk udangnya bebas dari tuduhan subsidi. Department of Commerce Amerika Serikat (AS) telah mengumumkan hasil akhir penyelidikan Countervailing Duty (CVD) terhadap impor produk udang beku dari tujuh negara, yaitu Ekuador, India, Malaysia, China, Vietnam, Indonesia, dan Thailand.

"Hasil penyelidikan tersebut menunjukkan bahwa produk udang beku Indonesia dan Thailand tidak bersubsidi. Sementara produk sejenis dari Ekuador, India, Malaysia, China, Vietnam ditemukan bersubsidi," ujar Atase Perdagangan RI di Washington D.C, Ni Made Ayu Marthini dalam rilisnya seperti dikutip dari situs Kemendag, Kamis (15/8/2013).

Final subsidi rate yang dikenal terhadap impor udang beku asal Indonesia di bawah de minimis 2 persen, yaitu 0,23 persen dan 0,27 persen masing-masing untuk PT Central Pertiwi Bahari dan PT First marine.

Sementara, final subsidy rate untuk China sebesar 18,16 persen, India (5,54-6,16 persen), Malaysia (10,8-54,5 persen), Vietnam (1,15-7,88 persen), Ekuador (10,13-13,51 persen), dan Thailand (1,41-1,52 persen).

"Dengan final subsidy rate de minimis (di bawah 2 persen bagi negara berkembang), maka impor udang beku asal Indonesia dan Thailand bebas bea masuk pembalasan atas subsidi (CVD)," ujarnya.

Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional Kemendag, Imam Pambagyo menyambut baik hasil penyelidikan otoritas AS tersebut. "Ini merupakan hasil upaya diplomasi perdagangan dimana pemerintah Indonesia secara konsisten melakukan tiga pendekatan dalam menangani kasus tuduhan CVD delapan bulan terakhir," katanya.

Tiga pendekatan tersebut, kata Imam, yaitu pendekatan teknis dan substantif, pendekatan politis dan tekanan diplomatis. Pihaknya berharap agar hasil ini dapat mendorong peningkatan ekspor udang Indonesia ke AS.

"Di samping tidak terkena CVD, produk udang beku Indonesia juga menjadi berdaya saing karena sebagian besar negara kompetitor menghadapi hambatan masuk ke pasar AS, seperti terkena subsidi rate CVD, antidampung dan kasus penyakut udang," jelasnya.

Berdasarkan data yang dimiliki pemerintah AS, impor udang dari ketujuh negara tertuduh CVD pada 2012, hampir mencapai 90 persen dari total impor udang AS dan 75 persen dari keseluruhan konsumsi domestik AS. Ekspor ydang Indonesia ke AS, menurut Made, mencapai USD634 juta pada 2012.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7840 seconds (0.1#10.140)