Akhir pekan, IHSG diperkirakan sideways

Jum'at, 16 Agustus 2013 - 08:16 WIB
Akhir pekan, IHSG diperkirakan...
Akhir pekan, IHSG diperkirakan sideways
A A A
Sindonews.com - Meski sentimen negatif masih merebak cukup sengit, namun sentimen positif dari dipetahankannya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) diharapkan dapat membantu mengontrol pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Dengan demikian, IHSG diproyeksi akan bergerak dua arah.

Setelah mengalami kenaikan selama dua hari terakhir, IHSG kembali dilanda aksi profit taking terutama dari investor dalam negeri.

"Hasil dari keputusan RDG-BI yang tetap mempertahankan level BI rate di 6,5 persen, dimana sesuai dengan perkiraan kami dan sejumlah pengamat lainnya dapat mengimbangi aksi profit taking," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada, Jumat (16/8/2013).

Kekuatan BI rate itu sendiri seperti tercermin dari pergerakan IHSG kemarin yang sempat mengalami pelemahan sepanjang sesi 1, secara bertahap mulai kembali rebound jelang penutupan setelah merespon hasil BI rate.

"Akan tetapi, kembali negatifnya bursa saham Eropa pada sesi pembukaan menghambat kenaikan IHSG, sehingga terpaksa ditutup di zona merah," pungkas dia.

Secara teknikal, lanjut Reza, pada perdagangan Jumat (16/8) diperkirakan IHSG akan berada pada support 4.642-4.672 dan resistance 4.695-4.710.

Berpola menyerupai hammer pada middle bollinger bands (MBB). MACD masih menipis dengan histogram positif yang mendatar. RSI, William's %R, dan Stochastic upreversal terbatas dari area oversold.

"Meski kemarin melemah, namun IHSG bisa bertahan di atas target support kami (4.627-4.655). Pergerakan kemungkinan kembali akan cenderung sideways. Adanya sentimen tetapnya level BI rate kemungkinan bisa saja tertutupi oleh sentimen rilisnya data-data ekonomi AS," papar dia.

Menilik perdagangan kemarin, sepanjang perdagangan IHSG menyentuh level 4.686,29 (level tertingginya) di awal sesi 1 dan menyentuh level 4.664,10 (level terendahnya) di pertengahan sesi 2 dan berakhir di level 4.685,13.

Volume perdagangan turun dan nilai total transaksi naik. Investor asing mencatatkan nett buy dengan kenaikan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.

Bursa saham Asia berbalik arah melemah seiring mulai adanya rilis kinerja emiten yang kurang baik dan imbas pelemahan bursa saham AS terkait tingginya ekspektasi pemangkasan stimulus.

Adanya rilis kenaikan data foreign bond investment di Jepang beriringan dengan naiknya nilai yen sehingga berimbas negatif pada Nikkei.

Di sisi lain, makin parahnya krisis geopolitik di Mesir membuat lonjakan terhadap harga minyak dan dipersepsikan akan menganggu kinerja para emiten dan berimbas pada kenaikan yield obligasi di sejumlah negara emerging market.

Posisi USD yang menguat seiring data ekonomi AS kian menguat telah mendorong tingkat yield surat utang AS berjangka waktu 10 tahun ke atas posisi tertingginya tahun ini, sehingga banyak pelaku pasar mulai mengalihkan dananya.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0694 seconds (0.1#10.140)