Krisis gas industri di Sumut segera berakhir
A
A
A
Sindonews.com - Pertamina EP menargetkan mulai September 2013, produksi gas lapangan Benggala Pangkalan Susu di Tanjung Jati, Binjai, Sumatera Utara (Sumut) segera mengalir, sehingga krisis pasokan gas untuk kebutuhan industri segera berakhir.
Assisten Manajer Legal and Relation Pangkalan Susu Field Pertamina EP Daniel Munthe mengatakan, krisis gas di Sumatera Utara sudah berlangsung cukup lama menyusul habisnya pasokan Glagah Kambuna yang lebih cepat dari perkiraan.
Karena itu, lanjut dia, anak perusahaan PT Pertamina (persero) di sektor hulu migas mempercepat produksi lapangan Benggala untuk menopang kelangkaan gas industri Sumut.
"Ini kan ada target percepatan poduksi atau POP (put on production) agar secepatnya mengalir," kata dia di sela-sela meninjau lokasi lapangan gas Benggala di Binjai, Sumatera Utara, Kamis (22/8/2013).
Dia menjelaskan, produksi lapangan Benggala sekitar 4,5 million standard cubic feet per day (MMSCFD) akan memberikan dampak positif pelaku industri di Sumut. Namun, besar Pendapatan Asli Daerah (PAD) ke provinsi, daerah penghasil dan kabupaten merupakan wewenang dari Kementerian Keuangan.
"Tapi yang perlu dilihat adalah dampak baiknya bagi masyarat dan industri," tuturnya.
Di tempat yang sama, Humas Pertamina EP Frans Hukom menambahkan, selain Benggala 1, Pertamina EP juga akan mengembangkan lapangan Benggala II dan III. Rencananya, tahun depan sudah mulai eksplorasi.
"Melihat kesuksesan Benggala I. Nanti kita ajukan budget ke SKK Migas, menunggu awal tahun agar segera bisa di-approve," jelasnya.
Diakuinya, pengembangan lapangan migas sering terhambat perizinan terkait pembebasan lahan. Prosesnya sering menghambat Pertamina dalam melakukan pengembangan.
"Seperti lapangan Benggala ini. Jalur pipa gas kan melewati beberapa instansi seperti PT KAI dan PTPN. Hingga sekarang belum sepakat mereka, terutama PTPN masin belum terjalin kata sepakat," kata dia.
Sebelumnya dikabarkan bahwa ancaman kekurangan pasokan gas industri di Sumut telah membuat lima perusahaan besar di wilayah tersebut gulung tikar.
Assisten Manajer Legal and Relation Pangkalan Susu Field Pertamina EP Daniel Munthe mengatakan, krisis gas di Sumatera Utara sudah berlangsung cukup lama menyusul habisnya pasokan Glagah Kambuna yang lebih cepat dari perkiraan.
Karena itu, lanjut dia, anak perusahaan PT Pertamina (persero) di sektor hulu migas mempercepat produksi lapangan Benggala untuk menopang kelangkaan gas industri Sumut.
"Ini kan ada target percepatan poduksi atau POP (put on production) agar secepatnya mengalir," kata dia di sela-sela meninjau lokasi lapangan gas Benggala di Binjai, Sumatera Utara, Kamis (22/8/2013).
Dia menjelaskan, produksi lapangan Benggala sekitar 4,5 million standard cubic feet per day (MMSCFD) akan memberikan dampak positif pelaku industri di Sumut. Namun, besar Pendapatan Asli Daerah (PAD) ke provinsi, daerah penghasil dan kabupaten merupakan wewenang dari Kementerian Keuangan.
"Tapi yang perlu dilihat adalah dampak baiknya bagi masyarat dan industri," tuturnya.
Di tempat yang sama, Humas Pertamina EP Frans Hukom menambahkan, selain Benggala 1, Pertamina EP juga akan mengembangkan lapangan Benggala II dan III. Rencananya, tahun depan sudah mulai eksplorasi.
"Melihat kesuksesan Benggala I. Nanti kita ajukan budget ke SKK Migas, menunggu awal tahun agar segera bisa di-approve," jelasnya.
Diakuinya, pengembangan lapangan migas sering terhambat perizinan terkait pembebasan lahan. Prosesnya sering menghambat Pertamina dalam melakukan pengembangan.
"Seperti lapangan Benggala ini. Jalur pipa gas kan melewati beberapa instansi seperti PT KAI dan PTPN. Hingga sekarang belum sepakat mereka, terutama PTPN masin belum terjalin kata sepakat," kata dia.
Sebelumnya dikabarkan bahwa ancaman kekurangan pasokan gas industri di Sumut telah membuat lima perusahaan besar di wilayah tersebut gulung tikar.
(rna)