Telkom bangun jaringan fiber optic di Aceh
A
A
A
Sindonews.com – PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Tbk (TLKM) akan membangun jaringan Fiber Optic (FO) sepanjang 400 kilometer (km) di jalur tengah Aceh yang menghubungkan Kabupaten Biruen, Kab. Bener Meriah, Kab. Aceh Tengah, Kab. Gayo Lues dan Kab. Aceh Tenggara selanjutnya menembus ke Kabanjahe, Kab. Karo Sumatera Utara.
Direktur Network IT & Solution Telkom, Rizkan Chandra mengatakan pembangunan Fiber Optic di jalur tengah ini diharapkan dapat menjawab kebutuhan akses telekomunikasi (suara dan data) yang lebih besar. Penggelaran FO di jalur tengah Aceh merupakan program nasional dalam kerangka besar Indonesia Digital Network (IDN) 2015 guna mendukung Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
“IDN merupakan visi pengembangan infrastruktur true broadband Telkom secara end to end (user terminal, akses, transport dan service) yang akan dicapai melalui pembangunan tiga infrastruktur utama, yakni Indonesia Digitas Access (ID Access), Indonesia Digital Ring (ID Ring) dan Indonesia Digital Convergence (ID Convergence),” kata Rizkan dalam keterangan rilisnya di Jakarta, Rabu (28/7/2013)
Dia menjelaskan, pembangunan ketiga infrastruktur utama Telkom itu didasari oleh pemikiran bahwa setiap lapisan masyarakat Indonesia berhak mengakses informasi yang sama. “Kami meyakini kemudahan mengakses informasi akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar Rizkan.
Penggelaran jaringan Fiber Optic sepanjang 400 km itu ditandai dengan seremonial pembukaan selubung proyek dan penyalaan eskavator oleh 10 orang petugas lapangan. Selain dimulainya pengerjaan penggelaran FO juga diresmikan Node-B Telkomsel yang ke-3369 dengan melepas 69 ekor merpati oleh Direktur NITS bersama Gubernur Aceh, dr. Zaini Abdullah. Pelepasan 69 ekor merpati itu, sebagai harapan langgennya kedamaian di Serambi Mekah.
Pengembangan jalur tengah, khususnya kawasan pegunungan di Aceh kini menjadi fokus perhatian pemerintah provinsi Aceh. Potensi dan pertumbuhan di kawasan yang membelah ekosistem Leuser itu diharapkan dapat didorong lebih cepat dengan kehadiran infrastruktur ICT yang lebih baik. Saat ini, dengan hanya mengandalkan jaringan tembaga dan radio, maka akses data dari dan ke kawasan itu belum dapat memenuhi ekspektasi masyarakat di sana.
“Pengerjaan proyek FO-nisasi di jalur tengah Aceh sejauh 400 km itu diharapkan dapat mendorong tersediaanya berbagai layanan ICT yang dapat memenuhi harapan masyarakat di dataran tinggi Gayo-Alas,” pungkas Rizkan.
Direktur Network IT & Solution Telkom, Rizkan Chandra mengatakan pembangunan Fiber Optic di jalur tengah ini diharapkan dapat menjawab kebutuhan akses telekomunikasi (suara dan data) yang lebih besar. Penggelaran FO di jalur tengah Aceh merupakan program nasional dalam kerangka besar Indonesia Digital Network (IDN) 2015 guna mendukung Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
“IDN merupakan visi pengembangan infrastruktur true broadband Telkom secara end to end (user terminal, akses, transport dan service) yang akan dicapai melalui pembangunan tiga infrastruktur utama, yakni Indonesia Digitas Access (ID Access), Indonesia Digital Ring (ID Ring) dan Indonesia Digital Convergence (ID Convergence),” kata Rizkan dalam keterangan rilisnya di Jakarta, Rabu (28/7/2013)
Dia menjelaskan, pembangunan ketiga infrastruktur utama Telkom itu didasari oleh pemikiran bahwa setiap lapisan masyarakat Indonesia berhak mengakses informasi yang sama. “Kami meyakini kemudahan mengakses informasi akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar Rizkan.
Penggelaran jaringan Fiber Optic sepanjang 400 km itu ditandai dengan seremonial pembukaan selubung proyek dan penyalaan eskavator oleh 10 orang petugas lapangan. Selain dimulainya pengerjaan penggelaran FO juga diresmikan Node-B Telkomsel yang ke-3369 dengan melepas 69 ekor merpati oleh Direktur NITS bersama Gubernur Aceh, dr. Zaini Abdullah. Pelepasan 69 ekor merpati itu, sebagai harapan langgennya kedamaian di Serambi Mekah.
Pengembangan jalur tengah, khususnya kawasan pegunungan di Aceh kini menjadi fokus perhatian pemerintah provinsi Aceh. Potensi dan pertumbuhan di kawasan yang membelah ekosistem Leuser itu diharapkan dapat didorong lebih cepat dengan kehadiran infrastruktur ICT yang lebih baik. Saat ini, dengan hanya mengandalkan jaringan tembaga dan radio, maka akses data dari dan ke kawasan itu belum dapat memenuhi ekspektasi masyarakat di sana.
“Pengerjaan proyek FO-nisasi di jalur tengah Aceh sejauh 400 km itu diharapkan dapat mendorong tersediaanya berbagai layanan ICT yang dapat memenuhi harapan masyarakat di dataran tinggi Gayo-Alas,” pungkas Rizkan.
(gpr)