IHSG dibayangi data inflasi

Senin, 02 September 2013 - 08:06 WIB
IHSG dibayangi data...
IHSG dibayangi data inflasi
A A A
Sindonews.com - Kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama tiga hari berturut-turut pada pekan lalu berpotensi terganggu setelah IMF memotong proyeksi GDP dan menaikan proyeksi inflasi Indonesia.

Namun demikian, secara teknikal, IHSG masih menunjukkan tren penguatannya. "Rentang IHSG 4.127-4.229. Pola three white soldiers terbentuk atas IHSG mengindikasikan bullish continuation di hari ini," kata Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang, Senin (2/9/2013).

Proyeksi terbaru dikeluarkan seiring penurunan ekspor dan lemahnya kepercayaan investor di Indonesia, dimana IMF memperkirakan ekonomi Indonesia hanya mampu tumbuh 5,25 persen di tahun 2013, turun tajam dari perkiraan sebelumnya 6,3 persen.

IMF juga menaikkan target inflasi Indonesia tahun 2013 menjadi 9,5 persen dari sebelumnya berkisar 6 persen, dimana jika level tersebut terjadi, menurut Edwin, bukan mustahil BI rate berpotensi kembali dinaikan 50 basis poin sehingga menjadi 7,5 persen di akhir tahun 2013.

"Berkaitan inflasi, Senin ini BPS akan merilis inflasi Agustus yang saya perkirakan minimal sekitar 1 persen sehingga inflasi Januari-Agustus akan mencapai 7,75 persen. Dengan sisa waktu empat bulan ke depan bukan mustahil inflasi bisa mencapai 9,5 persen," kata Edwin.

Data lain yang ditunggu adalah berapa nilai ekspor Indonesia bulan Juli setelah Juni lalu mencapai USD14,74 miliar dan impor sebesar USD15,5 miliar serta berapa defisit neraca perdagangan yang Juni lalu mencapai USD846,6 juta.

Tentunya yang tak kalah penting adalah berapa kumulatif defisit neraca perdagangan Januari-Juli 2013 setelah sampai Juni lalu mencapai USD3,31 miliar.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kurang dari sehari setelah Obama secara mengejutkan menyerahkan keputusan agresi ke Suriah ke tangan kongres, Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan bahwa hukuman atas rezim Bashar al Assad di Suriah akan tetap dijatuhkan, bahkan jika kongres tidak mendukung langkah itu.

"Di lain pihak hal positif yang saya tunggu adalah grup konglomerat mana lagi yang akan melakukan program buyback setelah MNC Group berkomitmen melakukan buyback karena semakin banyak grup konglomerat yang melakukan buyback, maka akan semakin baik untuk mempertahankan keberadaan IHSG dari gempuran tekanan jual," tutup Edwin.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.5232 seconds (0.1#10.140)