Pasar properti di Cinere tetap bergairah

Senin, 02 September 2013 - 09:35 WIB
Pasar properti di Cinere tetap bergairah
Pasar properti di Cinere tetap bergairah
A A A
Sindonews.com - Para pengembang skala besar mengaku tidak khawatir ataupun terpengaruh dengan dampak melemahnya nilai tukar rupiah terhadap USD. Pasalnya, daya beli masyarakat kelas menengah ke atas (high middle class) terhadap sektor properti tetap bergairah.

PT Megapolitan Developments Tbk-- pengembang kawasan properti di Cinere, Depok-- mangaku optimistis bahwa manajemen perusahaan tersebut sudah kuat karena fokus di wilayah Cinere, Depok sejak 30 tahun silam.

"Rupiah melemah enggak ada pengaruhnya, harga naik ikutin strategi harga saja. Kita manajemennya sudah kuat. Karena dolar naik justru konsumen buru-buru beli properti lantaran properti keuntungan nilai investasinya sepanjang masa, developer besar enggak masalah," ujar Chief of Sales and Marketing Communication PT Megapolitan Developments Tbk Desi Yuliana di Mal Cinere, Depok, Minggu (1/9/2013) malam.

Terkait kenaikan suku bunga Bank Indonesia sebesar 7 persen, Desi menjelaskan, juga tidak mempengaruhi penjualan. Sebab, banyak orang berduit di Depok yang enggan membayar cicilan tetapi justru tunai.

"Di Cinere ini konsumen justru 60 persen bayar cash, di Cinere banyak orang kaya. KPR hanya 40 persen, itu pun banyak yang menyicilnya kepada kami sebagai developer, jadi enggak khawatir," ungkapnya.

Desi mengakui dalam pembangunan proyek, melemahnya rupiah mempengaruhi kenaikan harga bahan bangunan. Namun dampak tersebut hanya dirasakan oleh pengembang skala kecil.

"Soal harga bahan bangunan, kami sebagai developer besar sudah kontrak dari jauh-jauh hari. Kalaupun ada (pengaruhnya), eskalasinya sudah diatur. Properti yang kecil enggak berani, enggak kuat modalnya. Developer besar itu kan sudah punya tanah lama, kita tinggal kurangi nilai kapitalisasi tanah," jelasnya.

Pihaknya juga bekerja sama dengan BNI terkait pemberian KPR kepada konsumen. Pihaknya menjamin akan memberikan kemudahan bagi konsumen.

"Justru banyak orang kaya di sini yang malah mikir mau taruh uang dimana, mau beli dolar sudah terlambat. Yang paling aman, investasi di properti. Kita kan juga kerja sama sama dengan BNI, ada kemudahan buat konsumen, provisi cuma 0,5 persen dan bebas biaya administrasi," tutup Desi.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4013 seconds (0.1#10.140)