Rupiah terdepresiasi, saatnya kurangi impor
A
A
A
Sindonews.com - Momen terdepresiasinya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) dinilai merupakan momen yang bagus untuk mengurangi impor dan memperbanyak ekspor.
Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan, dengan mengurangi impor dan memperbanyak ekspor maka ke depannya Indonesia akan terbebas dari defisit neraca perdagangan.
"Depresiasi (rupiah) adalah momentum bagus mengurangi impor dan memperbanyak ekspor. Kalau punya kekuatan ekonomi seperti ini bagus dan akan memperbaiki defisit neraca perdagangan," terang Enny di Gedung DPR, Rabu (4/9/2013) malam.
Dia juga mengakui bahwa defisit dan depresiasi rupiah selama ini diakibatkan impor yang merajalela terutama impor minyak dan gas (migas). Karena itu, Enny mendukung penuh apabila nilai tukar rupiah yang melemah dijadikan momentum memperbanyak ekspor.
"Justru ketika nilai tukar melorot harus dikompensasi dengan meningkatkan ekspor. Yang buat defisit kita lebih banyak karena impor migas dan beberapa impor nonmigas berupa pangan," tandasnya.
Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan, dengan mengurangi impor dan memperbanyak ekspor maka ke depannya Indonesia akan terbebas dari defisit neraca perdagangan.
"Depresiasi (rupiah) adalah momentum bagus mengurangi impor dan memperbanyak ekspor. Kalau punya kekuatan ekonomi seperti ini bagus dan akan memperbaiki defisit neraca perdagangan," terang Enny di Gedung DPR, Rabu (4/9/2013) malam.
Dia juga mengakui bahwa defisit dan depresiasi rupiah selama ini diakibatkan impor yang merajalela terutama impor minyak dan gas (migas). Karena itu, Enny mendukung penuh apabila nilai tukar rupiah yang melemah dijadikan momentum memperbanyak ekspor.
"Justru ketika nilai tukar melorot harus dikompensasi dengan meningkatkan ekspor. Yang buat defisit kita lebih banyak karena impor migas dan beberapa impor nonmigas berupa pangan," tandasnya.
(rna)