Neraca Dagang Surplus Bantu Ketahanan Ekonomi dan Rupiah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ekonom Core Piter Abdullah mengatakan, neraca perdagangan yang kembali mencetak surplus menjadi kabar baik. Tentunya terang dia, hal ini menunjukkan adanya indikasi perekonomian Indonesia masih bisa bertahan
"Saya kira surplus neraca perdagangan ini menjadi indikasi perekonomian Indonesia masih bertahan di tengah pandemi. Surplus berturut-berturut ini, saya kira membantu memperbaiki transaksi berjalan sekaligus mensupport stabilitas nilai tukar rupiah," kata Piter saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Kamis (15/10/2020).
(Baca Juga: Neraca Dagang Surplus 5 Bulan Beruntun, September Capai USD2,44 M )
Dia melanjutkan, surplus bulan September 2020 disebabkan pertumbuhan ekspor yang lebih besar dari pertumbuhan impor. Adapun, pertumbuhan ekspor ini disebabkan kenaikan harga komditas crude palm oil.
"Pertumbuhan lebih ekspor disebabkan oleh kenaikan harga komoditas utamanya CPO di tengah mulai membaiknya permintaan global Karena perekonomian China yang sudah mulai bangkit," terangnya.
(Baca Juga: Turun Tipis, Ekspor Capai USD14,01 Miliar pada September 2020 )
Lalu, pertumbuhan impor didorong oleh mulai menggeliatnya industri ketika PSBB dilonggarkan. "Ini efeknya cukup positif untuk ekonomi Indonesia," jelasnya.
Berdasarkan data BPS, nilai ekspor Indonesia September 2020 mencapai USD14,01 miliar atau meningkat 6,97% dibanding ekspor Agustus 2020. Sementara dibanding September 2019 menurun 0,51%.
Sedangkan Nilai impor Indonesia September 2020 mencapai USD11,57 miliar atau naik 7,71% dibandingkan Agustus 2020, namun dibandingkan September 2019 turun 18,88%.
Lihat Juga: Kisah Kerajaan Pajajaran yang Miliki Pendapatan Tinggi Hasil Sumbangsih 6 Pelabuhan Besar
"Saya kira surplus neraca perdagangan ini menjadi indikasi perekonomian Indonesia masih bertahan di tengah pandemi. Surplus berturut-berturut ini, saya kira membantu memperbaiki transaksi berjalan sekaligus mensupport stabilitas nilai tukar rupiah," kata Piter saat dihubungi SINDOnews di Jakarta, Kamis (15/10/2020).
(Baca Juga: Neraca Dagang Surplus 5 Bulan Beruntun, September Capai USD2,44 M )
Dia melanjutkan, surplus bulan September 2020 disebabkan pertumbuhan ekspor yang lebih besar dari pertumbuhan impor. Adapun, pertumbuhan ekspor ini disebabkan kenaikan harga komditas crude palm oil.
"Pertumbuhan lebih ekspor disebabkan oleh kenaikan harga komoditas utamanya CPO di tengah mulai membaiknya permintaan global Karena perekonomian China yang sudah mulai bangkit," terangnya.
(Baca Juga: Turun Tipis, Ekspor Capai USD14,01 Miliar pada September 2020 )
Lalu, pertumbuhan impor didorong oleh mulai menggeliatnya industri ketika PSBB dilonggarkan. "Ini efeknya cukup positif untuk ekonomi Indonesia," jelasnya.
Berdasarkan data BPS, nilai ekspor Indonesia September 2020 mencapai USD14,01 miliar atau meningkat 6,97% dibanding ekspor Agustus 2020. Sementara dibanding September 2019 menurun 0,51%.
Sedangkan Nilai impor Indonesia September 2020 mencapai USD11,57 miliar atau naik 7,71% dibandingkan Agustus 2020, namun dibandingkan September 2019 turun 18,88%.
Lihat Juga: Kisah Kerajaan Pajajaran yang Miliki Pendapatan Tinggi Hasil Sumbangsih 6 Pelabuhan Besar
(akr)