IHSG diprediksi berpotensi menguat
A
A
A
Sindonews.com - Periode 9-10 hari ke depan adalah periode krusial karena pasar akan dihadapkan dengan dua keputusan penting dari Amerika Serikat (AS), sehingga berpotensi mengguncang pasar modal Tanah Air.
"Pertama adalah soal keputusan The Fed atas paket stimulus, dimana Saya memperkirakan The Fed berpeluang mengurangi jumlah pembelian obligasi jangka pendeknya sekitar USD20-30 miliar menjadi USD65-55 miliar per bulan," ujar Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang, Senin (9/9/2013).
Keputusan kedua, lanjut Edwin adalah rencana serangan militer AS ke Suriah. Tentunya jika terjadi harga minyak mentah dunia akan terbang dan USD akan menguat karena pelaku pasar akan mencari flight to quality currency di masa tidak menentu seperti itu.
"Jika serangan militer ke Suriah terjadi, maka harga minyak mentah dunia (Brent crude lebih dekat dengan harga ICP) bisa mencapai USD120/barel, dimana kenaikan harga minyak bisa semakin memperbesar defisit neraca perdagangan Januari-Juli mencapai USD5,65 miliar," sambung Edwin.
Pelebaran defisit ini sendiri, lanjut dia, terjadi lantaran besarnya angka impor migas yang mencapai USD4,1 miliar per akhir Juli. Naiknya harga minyak mentah tersebut dikombinasikan dengan pelemahan rupiah akan makin membahayakan anggaran dan Septaper effect yang akan di-announce sekitar 17-18 September 2013.
Jika tapering tersebut dikeluarkan, apakah Indonesia mampu bertahan jika dana asing keluar, dimana saja tahun terakhir saja sekitar USD50 miliar hot money masuk ke pasar finansial lokal. Ini terjadi sejak The Fed menggelontorkan dana stimulus (quantitave easing) hingga sekitar USD2 triliun.
"Skenario lebih besar lagi, jika dana asing yang tercatat PT KSEI akhir Juli 2013 mencapai Rp1.640 triliun (USD164 miliar) dan Dana asing di Surat Berharga Negara (SBN) per 22 Agustus 2013 mencapai Rp287,5 triliun (USD28 miliar), sehingga secara total dana asing berjumlah USD192 miliar tiba-tiba keluar dari Indonesia, apakah Indonesia kuat menghadapi hal tersebut," tuturnya.
Kendati demikian, IHSG pada perdagangan hari ini diprediksi menguat, dengan rentang harian terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan bergerak pada kisaran 4.032-4.112.
"Pertama adalah soal keputusan The Fed atas paket stimulus, dimana Saya memperkirakan The Fed berpeluang mengurangi jumlah pembelian obligasi jangka pendeknya sekitar USD20-30 miliar menjadi USD65-55 miliar per bulan," ujar Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang, Senin (9/9/2013).
Keputusan kedua, lanjut Edwin adalah rencana serangan militer AS ke Suriah. Tentunya jika terjadi harga minyak mentah dunia akan terbang dan USD akan menguat karena pelaku pasar akan mencari flight to quality currency di masa tidak menentu seperti itu.
"Jika serangan militer ke Suriah terjadi, maka harga minyak mentah dunia (Brent crude lebih dekat dengan harga ICP) bisa mencapai USD120/barel, dimana kenaikan harga minyak bisa semakin memperbesar defisit neraca perdagangan Januari-Juli mencapai USD5,65 miliar," sambung Edwin.
Pelebaran defisit ini sendiri, lanjut dia, terjadi lantaran besarnya angka impor migas yang mencapai USD4,1 miliar per akhir Juli. Naiknya harga minyak mentah tersebut dikombinasikan dengan pelemahan rupiah akan makin membahayakan anggaran dan Septaper effect yang akan di-announce sekitar 17-18 September 2013.
Jika tapering tersebut dikeluarkan, apakah Indonesia mampu bertahan jika dana asing keluar, dimana saja tahun terakhir saja sekitar USD50 miliar hot money masuk ke pasar finansial lokal. Ini terjadi sejak The Fed menggelontorkan dana stimulus (quantitave easing) hingga sekitar USD2 triliun.
"Skenario lebih besar lagi, jika dana asing yang tercatat PT KSEI akhir Juli 2013 mencapai Rp1.640 triliun (USD164 miliar) dan Dana asing di Surat Berharga Negara (SBN) per 22 Agustus 2013 mencapai Rp287,5 triliun (USD28 miliar), sehingga secara total dana asing berjumlah USD192 miliar tiba-tiba keluar dari Indonesia, apakah Indonesia kuat menghadapi hal tersebut," tuturnya.
Kendati demikian, IHSG pada perdagangan hari ini diprediksi menguat, dengan rentang harian terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan bergerak pada kisaran 4.032-4.112.
(rna)