Rupiah berpeluang menguat
A
A
A
Sindonews.com - Rupiah bersiap untuk menanjak ke zona positifnya setelah mengalami penguatan pada hari sebelumnya kendati masih tercatat kenaikan sangat tipis.
"Laju rupiah pun masih dalam kisaran target kami di level Rp11.185-11.225/USD. Diperkirakan rupiah akan bergerak pada rentang Rp11.180-11.195/USD (kurs tengah BI)," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada, Selasa (10/9/2013).
Kepercayaan diri tersebut lantaran rupiah sempat terbantu dengan adanya kenaikan tipis cadangan devisa dan penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meski tipis.
Di sisi lain, laju rupiah juga cukup terbantukan dengan kenaikan dolar Australia pasca pelaksanaan pemilu yang dimenangkan Tony Abbott yang berencana membangkitkan perekonomian Australia dan kenaikan yuan
setelah neraca perdagangannya menunjukkan peningkatan.
"Begitupun dengan rilis inflasi Cina yang cukup stabil, sehingga berimbas positif pada laju mayoritas mata uang regional, termasuk rupiah," tutup Reza.
Kemarin, rupiah berdasarkan data Bloomberg berada di level Rp11.384/USD, melemah dibanding akhir pekan lalu yang menyentuh level Rp11.176/USD. Sementara posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada penutupan perdagangan Senin (9/9/2013) di level Rp11.188/USD, menguat 2 poin dibanding hari terakhir pekan lalu di level Rp11.200/USD.
"Laju rupiah pun masih dalam kisaran target kami di level Rp11.185-11.225/USD. Diperkirakan rupiah akan bergerak pada rentang Rp11.180-11.195/USD (kurs tengah BI)," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada, Selasa (10/9/2013).
Kepercayaan diri tersebut lantaran rupiah sempat terbantu dengan adanya kenaikan tipis cadangan devisa dan penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meski tipis.
Di sisi lain, laju rupiah juga cukup terbantukan dengan kenaikan dolar Australia pasca pelaksanaan pemilu yang dimenangkan Tony Abbott yang berencana membangkitkan perekonomian Australia dan kenaikan yuan
setelah neraca perdagangannya menunjukkan peningkatan.
"Begitupun dengan rilis inflasi Cina yang cukup stabil, sehingga berimbas positif pada laju mayoritas mata uang regional, termasuk rupiah," tutup Reza.
Kemarin, rupiah berdasarkan data Bloomberg berada di level Rp11.384/USD, melemah dibanding akhir pekan lalu yang menyentuh level Rp11.176/USD. Sementara posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada penutupan perdagangan Senin (9/9/2013) di level Rp11.188/USD, menguat 2 poin dibanding hari terakhir pekan lalu di level Rp11.200/USD.
(rna)