Tahun ini Citibank siapkan relaunching kartu kredit
Selasa, 10 September 2013 - 19:32 WIB

Tahun ini Citibank siapkan relaunching kartu kredit
A
A
A
Sindonews.com - Citi Indonesia sedang menyiapkan strategi pemasaran agresif kartu kreditnya dalam waktu dekat. Hal ini akan membuat bank penerbit kartu kredit harus menghadapi persaingan dengan raksasa bisnis kartu kredit, Citibank.
Awal Mei tahun ini, Citi menyelesaikan masa hukuman dua tahun dari Bank Indonesia (BI) pasca kasus kematian nasabah kartu kredit mereka dua tahun lalu.
Director Country Corporate Affairs Head Citi Indonesia, Agung Laksamana mengakui kabar mereka tengah menyiapkan relaunch bisnis kartu kreditnya. Hal ini sudah terlihat dengan tawaran telemarket Citibank mulai bermunculan.
"Kami sudah bisa jualan lagi sejak bulan lima lalu sehingga sudah mulai gencar penjualannya. Dalam waktu dekat ini kami dalam proses relaunching. Apa inovasinya masih belum bisa dijelaskan," ujar Agung saat ditemui di Surabaya, Selasa (10/9/2013).
Dia juga menyebutkan di bulan September ini perseroan sedang menyiapkan produk wealth management yang baru. Hal ini diyakininya akan menggenjot dana pihak ketiga (DPK) bagi perseroan.
Di awal tahun perseroan menargetkan pertumbuhan 15 persen untuk bisnis wealth management, dan berupaya kembali mengukuhkan diri di bisnis yang erat dengan nasabah kaya. "Wealth management kami juga sedang agresif. Di September ini akan ada inovasi baru supaya menggenjot sumber DPK kami," ujarnya.
Perseroan sebelumnya menyebutkan tidak maksimalnya kinerja bisnis wealth management juga terkait dengan dikenakannya sanksi akuisisi nasabah baru selama setahun, akibat kasus pembobolan dana nasabah oleh Malinda Dee. Perseroan akan menyasar pertumbuhan yang sustainable. Sehingga dari segi penambahan tidak lebih besar tapi kualitasnya lebih bagus.
Untuk itu perseroan telah menggandeng tiga partner manajer investasi di 2013, di mana dua di antaranya adalah First State Investment dan PT Mandiri Investasi. Sementara satu lagi masih mengincar manajer investasi asing.
Perseroan mengakui sudah bekerjasama dengan tiga manajer investasi, yakni Schroder Investment Management, BNP Paribas, dan First State. Sementara Mandiri Investasi diperkirakan akan menjadi yang keempat.
Awal Mei tahun ini, Citi menyelesaikan masa hukuman dua tahun dari Bank Indonesia (BI) pasca kasus kematian nasabah kartu kredit mereka dua tahun lalu.
Director Country Corporate Affairs Head Citi Indonesia, Agung Laksamana mengakui kabar mereka tengah menyiapkan relaunch bisnis kartu kreditnya. Hal ini sudah terlihat dengan tawaran telemarket Citibank mulai bermunculan.
"Kami sudah bisa jualan lagi sejak bulan lima lalu sehingga sudah mulai gencar penjualannya. Dalam waktu dekat ini kami dalam proses relaunching. Apa inovasinya masih belum bisa dijelaskan," ujar Agung saat ditemui di Surabaya, Selasa (10/9/2013).
Dia juga menyebutkan di bulan September ini perseroan sedang menyiapkan produk wealth management yang baru. Hal ini diyakininya akan menggenjot dana pihak ketiga (DPK) bagi perseroan.
Di awal tahun perseroan menargetkan pertumbuhan 15 persen untuk bisnis wealth management, dan berupaya kembali mengukuhkan diri di bisnis yang erat dengan nasabah kaya. "Wealth management kami juga sedang agresif. Di September ini akan ada inovasi baru supaya menggenjot sumber DPK kami," ujarnya.
Perseroan sebelumnya menyebutkan tidak maksimalnya kinerja bisnis wealth management juga terkait dengan dikenakannya sanksi akuisisi nasabah baru selama setahun, akibat kasus pembobolan dana nasabah oleh Malinda Dee. Perseroan akan menyasar pertumbuhan yang sustainable. Sehingga dari segi penambahan tidak lebih besar tapi kualitasnya lebih bagus.
Untuk itu perseroan telah menggandeng tiga partner manajer investasi di 2013, di mana dua di antaranya adalah First State Investment dan PT Mandiri Investasi. Sementara satu lagi masih mengincar manajer investasi asing.
Perseroan mengakui sudah bekerjasama dengan tiga manajer investasi, yakni Schroder Investment Management, BNP Paribas, dan First State. Sementara Mandiri Investasi diperkirakan akan menjadi yang keempat.
(gpr)