Kedelai mahal, perajin tempe beralih ke lamtoro

Senin, 16 September 2013 - 17:21 WIB
Kedelai mahal, perajin tempe beralih ke lamtoro
Kedelai mahal, perajin tempe beralih ke lamtoro
A A A
Sindonews.com - Mahalnya harga kedelai di pasaran lokal Pacitan menyebabkan sejumlah perajin di sentra pembuatan tempe kedelai di Pacitan beralih membuat tempe lam. Tempe lam yaitu tempe dengan bahan baku lamtoro, biasanya saat kedelai murah, tempe lam tidak ada pembelinya, namun saat kedelai mahal kini tempe lam banyak dibeli warga, perajin pun beramai ramai kembali memproduksi tempe lam.

warga Desa Kebonagung Pacitan, Utari, sibuk membungkus tempe lam atau tempe dengan bahan baku lamtoro. Seperti halnya kedelai, biji lamtoro ini diberi ragi dan didiamkan dua hari baru menjadi tempe dan bisa dijual. Tempe lamtoro ini rasanya hampir sama seperti tempe kedelai hanya saja butiran bijinya lebih tipis dibanding kedelai.

Tidak hanya Utari, puluhan warga Desa Kebonagung Pacitan sentra perajin tempe pacitan tidak lagi membuat tempe kedelai namun beralih membuat tempe lam sejak dua bulan terakhir. Hal ini terpaksa dilakukan karena harga kedelai sangat mahal, sementara jika tempe kedelai dijual mahal tidak ada yang beli.

Sebagai perbandingan, 1 kilogram (kg) kedelai saat ini seharga Rp9.600, jika dijual menjadi tempe hanya mendapat keuntungan Rp2.000 per kg. Sementara 1 kg lamtoro seharga Rp6.000 diolah dan menghasilkan lebih dari 120 bungkus tempe dengan keuntungan sekitar Rp10 ribu.

Pembeli pun lebih memilih tempe lam karena harganya lebih murah dibanding tempe kedelai. Satu tempe lam Rp100 sedang tempe kedelai Rp500. Perajin memilih membuat tempe ini untuk menyiasati pasar dan bisa melangsungkan usahanya.

Pembuatan tempe lam mampu menjadi alternatif, setelah harga kedelai sudah tak mampu dijangkau para pembuat tempe. Dengan cara ini perajin tetap terus bekerja dan pembeli tetap bisa menikmati lauk murah meriah.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4912 seconds (0.1#10.140)