Rupiah dibuka masih tertekan
A
A
A
Sindonews.com - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada hari ini kembali menunjukkan pelemahannya seiring kembali anjloknya Indeks Harga Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan pagi ini.
Posisi nilai tukar rupiah terhadap USD berdasarkan data Bloomberg pagi ini dibuka di level Rp11.265/USD. Posisi tersebut menguat dibanding penutupan sore kemarin di level Rp11.473/USD. Namun, posisi awal perdagangan itu terus terdepresiasi ke level Rp11.511/USD pada pukul 09.30 WIB.
Sedangkan data yahoofinance mencatat, mata uang domestik siang hari ini di level Rp11.465/USD, merosot dibanding hari sebelumnya yang berada di level Rp11.435/USD.
Data Sindonews bersumber dari Limas juga mencatat bahwa rupiah hari ini diperdagangkan di harga Rp11.472/USD, makin terpuruk jika dibanding kemarin di harga Rp11.438/USD.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, laju rupiah hari ini masih akan melemah didorong pernyataan petinggi The Fed bahwa pemberlakukan pengurangan stimulus dipastikan pada Oktober dan adanya sikap kekecewaan dari beberapa petinggi The Fed atas keputusan Bernanke sebelumnya yang mempertahankan stimulus moneter sebesar USD85 miliar/bulan.
Selain itu, laju rupiah juga terimbas sikap wait and see pelaku pasar mengantisipasi pembahasan fiskal APBN AS. Sementara dari dalam negeri, sentimen dari spekulasi banyaknya perusahaan lokal yang membeli USD jelang akhir bulan dan perkiraan masih akan defisitnya current account membuat rupiah kian terpuruk.
Dia memprediksi laju rupiah hari ini akan melewati target support Rp11.525. "Rupiah hari ini berpotensi berada kisaran rupiah berada di Rp11.423-11.560 berdasarkan kurs tengah BI," prediksi dia.
Adapun, posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada Selasa (24/9/2013) berada di level Rp11.535/USD, melemah signifikan sebesar 100 poin dibanding posisi awal pekan di level Rp11.435/USD.
Posisi nilai tukar rupiah terhadap USD berdasarkan data Bloomberg pagi ini dibuka di level Rp11.265/USD. Posisi tersebut menguat dibanding penutupan sore kemarin di level Rp11.473/USD. Namun, posisi awal perdagangan itu terus terdepresiasi ke level Rp11.511/USD pada pukul 09.30 WIB.
Sedangkan data yahoofinance mencatat, mata uang domestik siang hari ini di level Rp11.465/USD, merosot dibanding hari sebelumnya yang berada di level Rp11.435/USD.
Data Sindonews bersumber dari Limas juga mencatat bahwa rupiah hari ini diperdagangkan di harga Rp11.472/USD, makin terpuruk jika dibanding kemarin di harga Rp11.438/USD.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, laju rupiah hari ini masih akan melemah didorong pernyataan petinggi The Fed bahwa pemberlakukan pengurangan stimulus dipastikan pada Oktober dan adanya sikap kekecewaan dari beberapa petinggi The Fed atas keputusan Bernanke sebelumnya yang mempertahankan stimulus moneter sebesar USD85 miliar/bulan.
Selain itu, laju rupiah juga terimbas sikap wait and see pelaku pasar mengantisipasi pembahasan fiskal APBN AS. Sementara dari dalam negeri, sentimen dari spekulasi banyaknya perusahaan lokal yang membeli USD jelang akhir bulan dan perkiraan masih akan defisitnya current account membuat rupiah kian terpuruk.
Dia memprediksi laju rupiah hari ini akan melewati target support Rp11.525. "Rupiah hari ini berpotensi berada kisaran rupiah berada di Rp11.423-11.560 berdasarkan kurs tengah BI," prediksi dia.
Adapun, posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI pada Selasa (24/9/2013) berada di level Rp11.535/USD, melemah signifikan sebesar 100 poin dibanding posisi awal pekan di level Rp11.435/USD.
(rna)