Rupiah pagi ini terdepresiasi
A
A
A
Sindonews.com - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada hari terakhir pekan ini berdasarkan data Bloomberg dibuka terdepresiasi di tengah rebound-nya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini.
Posisi nilai tukar rupiah terhadap USD berdasarkan data Bloomberg pagi ini di level Rp11.235/USD atau melemah dibanding penutupan sore kemarin yang berada di level Rp11.203/USD.
Adapun, posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI hari ini berada di level Rp11.532/USD, memnguat dibanding Kamis (26/9/2013) di Rp11.573/USD.
Sedangkan data yahoofinance mencatat, mata uang domestik hari ini di level Rp11.455/USD, menguat dibanding hari sebelumnya di Rp11.485/USD.
Data Sindonews bersumber dari Limas juga mencatat bahwa rupiah hari ini diperdagangkan di harga Rp11.458/USD, terapresiasi dibanding kemarin di harga Rp11.488/USD.
Pengamat Pasar Uang Rahadyo Anggoro Widagdo memprediksi, pelemahan rupiah mulai terbatas. Menurut dia, asumsi positif dari diluncurkannya mobil murah ramah lingkungan (low cost green car/LCGC) menjadi salah satu pendorong mulai terbatasnya pelemahan yang mengancam laju rupiah.
"Kita lihat ada dampak positif dari industri automotif terutama yang datang dari pelucuran mobil murah dari pemerintah. Karena kita lihat demand mobil murah cukup tinggi," ujar Anggoro, Jumat (27/9/2013).
Ditambahkannya, dengan tingginya permintaan akan mobil murah memberikan harapan akan positifnya prospek industri automotif yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan yang lebih positif.
"Tingginya penjualan mobil murah ini juga akan memberikan imbas positif pada industri-industri turunannya, sehingga ekonomi kita lebih kuat dan diharapkan ketergantungan pada mata uang asing seperti USD juga akan menurun," kata Anggoro.
Atas asumsi tersebut, Anggoro melihatnya sebagai hal positif sehingga bisa menghambat laju pelemahan rupiah yang hampir tak terbendung selama lebih dari satu bulan ini.
"Rupiah masih cenderung melemah, tapi sangat tipis. Rentangnya juga tidak jauh dari kemarin berkisar antara Rp11.505-11.600 (berdasarkan kurs tengah BI)," imbuhnya.
Posisi nilai tukar rupiah terhadap USD berdasarkan data Bloomberg pagi ini di level Rp11.235/USD atau melemah dibanding penutupan sore kemarin yang berada di level Rp11.203/USD.
Adapun, posisi rupiah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI hari ini berada di level Rp11.532/USD, memnguat dibanding Kamis (26/9/2013) di Rp11.573/USD.
Sedangkan data yahoofinance mencatat, mata uang domestik hari ini di level Rp11.455/USD, menguat dibanding hari sebelumnya di Rp11.485/USD.
Data Sindonews bersumber dari Limas juga mencatat bahwa rupiah hari ini diperdagangkan di harga Rp11.458/USD, terapresiasi dibanding kemarin di harga Rp11.488/USD.
Pengamat Pasar Uang Rahadyo Anggoro Widagdo memprediksi, pelemahan rupiah mulai terbatas. Menurut dia, asumsi positif dari diluncurkannya mobil murah ramah lingkungan (low cost green car/LCGC) menjadi salah satu pendorong mulai terbatasnya pelemahan yang mengancam laju rupiah.
"Kita lihat ada dampak positif dari industri automotif terutama yang datang dari pelucuran mobil murah dari pemerintah. Karena kita lihat demand mobil murah cukup tinggi," ujar Anggoro, Jumat (27/9/2013).
Ditambahkannya, dengan tingginya permintaan akan mobil murah memberikan harapan akan positifnya prospek industri automotif yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan yang lebih positif.
"Tingginya penjualan mobil murah ini juga akan memberikan imbas positif pada industri-industri turunannya, sehingga ekonomi kita lebih kuat dan diharapkan ketergantungan pada mata uang asing seperti USD juga akan menurun," kata Anggoro.
Atas asumsi tersebut, Anggoro melihatnya sebagai hal positif sehingga bisa menghambat laju pelemahan rupiah yang hampir tak terbendung selama lebih dari satu bulan ini.
"Rupiah masih cenderung melemah, tapi sangat tipis. Rentangnya juga tidak jauh dari kemarin berkisar antara Rp11.505-11.600 (berdasarkan kurs tengah BI)," imbuhnya.
(rna)