IHSG berpotensi melanjutkan penguatan
A
A
A
Sindonews.com - Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini akan berada pada support 4.300-4.325 dan resistance 4.368-4.387.
"Laju IHSG berhasil bertahan di atas target support kami (4.275-4.305) dan hampir mendekati target resisten (4.410-4.418) memperlihatkan IHSG bertahan dari pelemahannya, sehingga diharapkan dapat mendorong terjadinya kenaikan lanjutan. Selain itu, diharapkan IHSG juga tidak terkena aksi ambil untung agar tidak kembali melemah," kata Reza, Rabu (2/10/2013).
Menilik perdagangan sebelumnya, positifnya pembukaan pasar saham Eropa turut memberikan sentimen positif bagi IHSG. Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4.379,69 (level tertingginya) di awal sesi 2 dan menyentuh level 4.314,96 (level terendahnya) di awal sesi dan berakhir di level 4.316,18.
Volume perdagangan dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett sell dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy.
"Pemandangan berbeda disajikan IHSG dimana di hari kedua pekan ini berbalik arah menguat. Padahal sebelumnya, pelaku pasar terimbas kepanikan dan kekhawatiran terhadap potensi terjadinya shutdown ekonomi AS akibat gagalnya tercapai kesepakatan dalam pembahasan anggaran AS," kata Reza.
Reza melihat, adanya rilis data-data positif dari Asia turut mendongkrak sentimen pada IHSG, sehingga mampu berbalik menguat. Tak ketinggalan, adanya rilis deflasi dan surplusnya neraca perdagangan Indonesia yang disertai dengan penguatan nilai tukar rupiah turut memberikan imbas positif bagi laju IHSG dan mampu menutup sentimen negatif dari pemberlakuan kenaikan GWM perbankan.
Dari luar negeri, setelah takluk oleh sentimen kekhawatiran deadlock pembahasan APBN AS, bursa saham Asia mampu berbalik arah menguat. Tampaknya potensi deadlock yang berimbas pada shutdown ekonomi AS telah membuat nilai mata uang USD mengalami pelemahan, sehingga dimanfaatkan mata uang Asia untuk menguat.
Di sisi lain, rilis rendahnya inflasi Korea Selatan, kenaikan indeks NBS manufacturing PMI, dan kenaikan data-data bisnis Tankan Jepang memberikan angin positif bagi laju bursa saham Asia meskipun perdagangan bursa saham China tidak berlangsung karena libur nasional.
Laju bursa saham Eropa hingga kini mencoba menguat tipis dimana pelaku pasar terimbas rilis data-data dari China dan Jepang meskipun juga bersikap waspada terhadap potensi terjadinya shutdown ekonomi AS pasca gagalnya kesepakatan yang tercapai dalam membahas kenaikan APBN.
Di sisi lain, adanya rilis kenaikan manufacturing PMI di sejumlah wilayah zona Eropa turut memberikan imbas positif bagi laju bursa saham Eropa.
"Harapan akan tercapainya kesepakatan antar parlemen dan senat membuat laju bursa saham AS bergerak variatif cenderung mencoba positif. Di sisi lain, diharapkan adanya data-data Redbook, markit manufacturing PMI, dan ISM manufacturing index dapat dirilis positif sehingga mampu memberikan imbas positif," tandasnya.
"Laju IHSG berhasil bertahan di atas target support kami (4.275-4.305) dan hampir mendekati target resisten (4.410-4.418) memperlihatkan IHSG bertahan dari pelemahannya, sehingga diharapkan dapat mendorong terjadinya kenaikan lanjutan. Selain itu, diharapkan IHSG juga tidak terkena aksi ambil untung agar tidak kembali melemah," kata Reza, Rabu (2/10/2013).
Menilik perdagangan sebelumnya, positifnya pembukaan pasar saham Eropa turut memberikan sentimen positif bagi IHSG. Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4.379,69 (level tertingginya) di awal sesi 2 dan menyentuh level 4.314,96 (level terendahnya) di awal sesi dan berakhir di level 4.316,18.
Volume perdagangan dan nilai total transaksi turun. Investor asing mencatatkan nett sell dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy.
"Pemandangan berbeda disajikan IHSG dimana di hari kedua pekan ini berbalik arah menguat. Padahal sebelumnya, pelaku pasar terimbas kepanikan dan kekhawatiran terhadap potensi terjadinya shutdown ekonomi AS akibat gagalnya tercapai kesepakatan dalam pembahasan anggaran AS," kata Reza.
Reza melihat, adanya rilis data-data positif dari Asia turut mendongkrak sentimen pada IHSG, sehingga mampu berbalik menguat. Tak ketinggalan, adanya rilis deflasi dan surplusnya neraca perdagangan Indonesia yang disertai dengan penguatan nilai tukar rupiah turut memberikan imbas positif bagi laju IHSG dan mampu menutup sentimen negatif dari pemberlakuan kenaikan GWM perbankan.
Dari luar negeri, setelah takluk oleh sentimen kekhawatiran deadlock pembahasan APBN AS, bursa saham Asia mampu berbalik arah menguat. Tampaknya potensi deadlock yang berimbas pada shutdown ekonomi AS telah membuat nilai mata uang USD mengalami pelemahan, sehingga dimanfaatkan mata uang Asia untuk menguat.
Di sisi lain, rilis rendahnya inflasi Korea Selatan, kenaikan indeks NBS manufacturing PMI, dan kenaikan data-data bisnis Tankan Jepang memberikan angin positif bagi laju bursa saham Asia meskipun perdagangan bursa saham China tidak berlangsung karena libur nasional.
Laju bursa saham Eropa hingga kini mencoba menguat tipis dimana pelaku pasar terimbas rilis data-data dari China dan Jepang meskipun juga bersikap waspada terhadap potensi terjadinya shutdown ekonomi AS pasca gagalnya kesepakatan yang tercapai dalam membahas kenaikan APBN.
Di sisi lain, adanya rilis kenaikan manufacturing PMI di sejumlah wilayah zona Eropa turut memberikan imbas positif bagi laju bursa saham Eropa.
"Harapan akan tercapainya kesepakatan antar parlemen dan senat membuat laju bursa saham AS bergerak variatif cenderung mencoba positif. Di sisi lain, diharapkan adanya data-data Redbook, markit manufacturing PMI, dan ISM manufacturing index dapat dirilis positif sehingga mampu memberikan imbas positif," tandasnya.
(rna)