IHSG diperkirakan lanjutkan kenaikan
Kamis, 10 Oktober 2013 - 08:40 WIB

IHSG diperkirakan lanjutkan kenaikan
A
A
A
Sindonews.com - Dengan angin segar kenaikan Dow Jones setelah merespon pernyataan Presiden Obama perihal calon Fed Reserve Vice Chairwoman, yakni Janet Yellen diproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan melanjutkan laju positifnya.
"Kombinasi naiknya EIDO:US 3,43 persen dan tipisnya rebound Dow Jones sebesar 0,18 persen, maka saya memperkirakan IHSG berpeluang melanjutkan kenaikkannya di hari ke-3 dalam perdagangan Kamis ini," kata Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang, Kamis (10/10/2013).
Proyeksi tersebut didukung oleh pola yang dibentuk atas IHSG yang secara teknikal masih berpotensi lanjutkan penguatan. Rentang IHSG diprediksi di 4.421-4.481.
"Pola two white soldiers terbentuk atas IHSG mengindikasikan bullish continuation (kenaikan lanjutan)," kata Edwin.
Dari Amerika, setelah dua hari Dow Jones turun tajam 296,05 poin (1,97 persen) dan The Vix naik tajam 20,74 persen, akhirnya di hari ke-3 Dow terhindar dari kejatuhan dengan menguat tipis 26,45 poin (0,18 persen) ditutup di level 14.802,98 diikuti turunnya The Vix sebesar 3,64 persen ditutup di level 19,6.
"Penguatan ini terjadi setelah Presiden Obama secara resmi menominasikan Fed Reserve Vice Chairwoman Janet Yellen sebagai calon Chairwoman pertama selama 100 tahun terakhir The Fed, menggantikan Ben Bernanke, yang diharapkan dapat dilantik 31 Januari 2014 subject to approval Senate," jelas Edwin.
Yellen sendiri dipersepsikan pelaku pasar sebagai super ultra orthodox loose monetary policy ketimbang Bernanke, sehingga diharapkan akan menerapkan kebijakan yang lebih lamban dalam hal pengurangan the Fed's program pembelian obligasi alias prokebijakan pertumbuhan ekonomi AS melalui suku bunga rendah dan pembelian obligasi dalam skala besar.
Espektasi gaya kepemimpinan Yallen tersebut sangat diharapkan pasar, di tengah kondisi partial shutdown yang telah masuk hari ke-9 tanpa belum ada tanda-tanda kesepakatan bagaimana caranya agar debt ceiling limit dapat dinaikkan dari level USD16,7 triliun tanpa harus memotong anggaran.
Skema yang terbayang pelaku pasar, misalnya Obamacare dengan batas waktu 17 Oktober, dimana dua negara terbesar pemegang obligasi pemerintah AS, yakni Jepang senilai USD1,4 triliun, sementara China senilai USD1,28 triliun mulai merasakan "keringat dingin" menunggu apakah terjadi kesepakatan tersebut.
"Kombinasi naiknya EIDO:US 3,43 persen dan tipisnya rebound Dow Jones sebesar 0,18 persen, maka saya memperkirakan IHSG berpeluang melanjutkan kenaikkannya di hari ke-3 dalam perdagangan Kamis ini," kata Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang, Kamis (10/10/2013).
Proyeksi tersebut didukung oleh pola yang dibentuk atas IHSG yang secara teknikal masih berpotensi lanjutkan penguatan. Rentang IHSG diprediksi di 4.421-4.481.
"Pola two white soldiers terbentuk atas IHSG mengindikasikan bullish continuation (kenaikan lanjutan)," kata Edwin.
Dari Amerika, setelah dua hari Dow Jones turun tajam 296,05 poin (1,97 persen) dan The Vix naik tajam 20,74 persen, akhirnya di hari ke-3 Dow terhindar dari kejatuhan dengan menguat tipis 26,45 poin (0,18 persen) ditutup di level 14.802,98 diikuti turunnya The Vix sebesar 3,64 persen ditutup di level 19,6.
"Penguatan ini terjadi setelah Presiden Obama secara resmi menominasikan Fed Reserve Vice Chairwoman Janet Yellen sebagai calon Chairwoman pertama selama 100 tahun terakhir The Fed, menggantikan Ben Bernanke, yang diharapkan dapat dilantik 31 Januari 2014 subject to approval Senate," jelas Edwin.
Yellen sendiri dipersepsikan pelaku pasar sebagai super ultra orthodox loose monetary policy ketimbang Bernanke, sehingga diharapkan akan menerapkan kebijakan yang lebih lamban dalam hal pengurangan the Fed's program pembelian obligasi alias prokebijakan pertumbuhan ekonomi AS melalui suku bunga rendah dan pembelian obligasi dalam skala besar.
Espektasi gaya kepemimpinan Yallen tersebut sangat diharapkan pasar, di tengah kondisi partial shutdown yang telah masuk hari ke-9 tanpa belum ada tanda-tanda kesepakatan bagaimana caranya agar debt ceiling limit dapat dinaikkan dari level USD16,7 triliun tanpa harus memotong anggaran.
Skema yang terbayang pelaku pasar, misalnya Obamacare dengan batas waktu 17 Oktober, dimana dua negara terbesar pemegang obligasi pemerintah AS, yakni Jepang senilai USD1,4 triliun, sementara China senilai USD1,28 triliun mulai merasakan "keringat dingin" menunggu apakah terjadi kesepakatan tersebut.
(rna)