Perusahaan RI-AS sepakati kerja sama energi bersih
A
A
A
Sindonews.com - Bersamaan dengan agenda KTT APEC 2013 di Bali, Indonesia dan Amerika Serikat menandatangani perjanjian kerja sama berupa pengembangan energi ramah lingkungan antara tiga perusahaan Indonesia dengan tiga perusahaan AS.
Menteri Perdagangan AS, Penny Pritzker menyambut baik perjanjian kerja sama antara Indonesia dan AS senilai USD300 juta tersebut.
"Kedua negara memiliki kerja sama komprehensif dan pengembangan energi bersih ini merupakan contoh bagus dari hubungan strategis kita," ujarnya melalui Siaran Pers Resmi APEC 2013, Kamis (10/10/2013).
"Energi bersih adalah contoh dari hubungan yang baik antara komitmen Indonesia dan teknologi AS," lanjut Pritzker.
Proyek pertama adalah kerjasama antara anak usaha produsen baterai telekomunikasi asal AS Fluidic Energy, yaitu PT Fluidic Indonesia dengan PT Indosat untuk memasok baterai Base Transceiver Station (BTS) Indosat.
"Uji coba ini telah dilakukan sejak empat bulan lalu di ratusan BTS yang berada di penjuru Indonesia," terang Pritzker.
Kerjasama kedua adalah kerjasama pembangunan perusahaan energi terbarukan asal AS Ormat dengan PT Pacific GeoEnergy untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi sebesar 60 Megawatt di Dompu, Nusa Tenggara Barat senilai USD250 juta. "Proyek ini akan mengurangi emisi sebesar 500 ribu kali setiap tahunnya," terangnya.
Sedangkan proyek ketiga adalah proyek pemasangan panel surya bertenaga 15 megawatt antara SunEdison dengan PT Angkasa Pura I (Persero) untuk mengalirkan listrik di beberapa bandara yaitu Ngurah Rai (Bali), Sepinggan (Balikpapan), Juanda (Surabaya) dan Hasanuddin (Makassar). Diperkirakan nilai satu panel surya mencapai USD45 juta.
"Ini lebih ramah dibandingkan generator listrik bermesin diesel dan saya yakin masyarakat Indonesia akan diuntungkan kerjasama ini," pungkasnya.
Menteri Perdagangan AS, Penny Pritzker menyambut baik perjanjian kerja sama antara Indonesia dan AS senilai USD300 juta tersebut.
"Kedua negara memiliki kerja sama komprehensif dan pengembangan energi bersih ini merupakan contoh bagus dari hubungan strategis kita," ujarnya melalui Siaran Pers Resmi APEC 2013, Kamis (10/10/2013).
"Energi bersih adalah contoh dari hubungan yang baik antara komitmen Indonesia dan teknologi AS," lanjut Pritzker.
Proyek pertama adalah kerjasama antara anak usaha produsen baterai telekomunikasi asal AS Fluidic Energy, yaitu PT Fluidic Indonesia dengan PT Indosat untuk memasok baterai Base Transceiver Station (BTS) Indosat.
"Uji coba ini telah dilakukan sejak empat bulan lalu di ratusan BTS yang berada di penjuru Indonesia," terang Pritzker.
Kerjasama kedua adalah kerjasama pembangunan perusahaan energi terbarukan asal AS Ormat dengan PT Pacific GeoEnergy untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi sebesar 60 Megawatt di Dompu, Nusa Tenggara Barat senilai USD250 juta. "Proyek ini akan mengurangi emisi sebesar 500 ribu kali setiap tahunnya," terangnya.
Sedangkan proyek ketiga adalah proyek pemasangan panel surya bertenaga 15 megawatt antara SunEdison dengan PT Angkasa Pura I (Persero) untuk mengalirkan listrik di beberapa bandara yaitu Ngurah Rai (Bali), Sepinggan (Balikpapan), Juanda (Surabaya) dan Hasanuddin (Makassar). Diperkirakan nilai satu panel surya mencapai USD45 juta.
"Ini lebih ramah dibandingkan generator listrik bermesin diesel dan saya yakin masyarakat Indonesia akan diuntungkan kerjasama ini," pungkasnya.
(gpr)