MSKY alokasikan capex 2014 senilai USD100 juta
A
A
A
Sindonews.com - Sejalan dengan telah diperoleh persetujuan pemegang saham PT MNC Sky Tbk (MSKY) untuk mencari pinjaman hingga USD250 juta, maka keuangan perseroan semakin kuat dan tidak perlu mencari major funding pada tahun depan. Bahkan, perseroan mengalokasikan dana belanja modal (capital expenditure/capex) 2014 senilai USD100 juta.
Direktur Keuangan MSKY Effendi Budiman mengatakan, optimisme itu karena ditambah dengan pinjaman tersebut, sehingga struktur permodalan perseroan makin kuat dan mampu untuk mendanai ekspansinya di tahun 2014, dengan nilai belanja modal yang dianggarkan sebesar USD100 Juta.
“Belanja modal tahun depan sekitar USD80-100 juta. Tahun depan, kita tidak perlu mencari major funding karena struktur permodalan kita sudah kuat,” ujarnya usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta, Jumat (11/10/2013).
Adapun, 80 persen dari alokasi belanja modal atau sekitar USD80 juta akan digunakan perseroan untuk pembelian box decoder atau pemancar, sedangkan 20 persen sisanya akan digunakan untuk pengembangan bisnis lainnya.
Menyoal kinerja, Effendi memproyeksikan pendapatan pada kuartal III tahun ini dapat meningkat 30 persen menjadi Rp2,23 triliun. Angka itu meningkat jika bandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,72 triliun.
"Kontribusi terbesar dalam raihan ini masih diperoleh dari segmen jasa penyiaran program. Sementara sepanjang semester I tahun ini, pendapatan perseroan tercatat tumbuh 35,63 persen menjadi Rp1,37 triliun. Sementara pada periode yang sama tahun lalu, perseroan hanya mampu membukukan pendapatan sebesar Rp1,01 triliun," tutur dia.
Seperti diketahui, pemegang saham PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY) melalui RUPSLB yang digelar hari ini menyetujui rencana Perseroan untuk memperoleh pinjaman dari bank dan/atau lembaga keuangan lainnya maksimal senilai USD250 juta dengan tingkat suku bunga LIBOR + 4,25 persen yang memiliki tenor 3 tahun.
Direktur Keuangan MSKY Effendi Budiman mengatakan, dana yang diperoleh dari hasil pinjaman tersebut nantinya akan dimanfaatkan untuk melakukan pelunasan Obligasi lebih awal sebesar USD165 juta, yang akan jatuh tempo pada November 2015. Sementara sisanya untuk mendukung pendanaan belanja modal di tahun 2014.
Direktur Keuangan MSKY Effendi Budiman mengatakan, optimisme itu karena ditambah dengan pinjaman tersebut, sehingga struktur permodalan perseroan makin kuat dan mampu untuk mendanai ekspansinya di tahun 2014, dengan nilai belanja modal yang dianggarkan sebesar USD100 Juta.
“Belanja modal tahun depan sekitar USD80-100 juta. Tahun depan, kita tidak perlu mencari major funding karena struktur permodalan kita sudah kuat,” ujarnya usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta, Jumat (11/10/2013).
Adapun, 80 persen dari alokasi belanja modal atau sekitar USD80 juta akan digunakan perseroan untuk pembelian box decoder atau pemancar, sedangkan 20 persen sisanya akan digunakan untuk pengembangan bisnis lainnya.
Menyoal kinerja, Effendi memproyeksikan pendapatan pada kuartal III tahun ini dapat meningkat 30 persen menjadi Rp2,23 triliun. Angka itu meningkat jika bandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,72 triliun.
"Kontribusi terbesar dalam raihan ini masih diperoleh dari segmen jasa penyiaran program. Sementara sepanjang semester I tahun ini, pendapatan perseroan tercatat tumbuh 35,63 persen menjadi Rp1,37 triliun. Sementara pada periode yang sama tahun lalu, perseroan hanya mampu membukukan pendapatan sebesar Rp1,01 triliun," tutur dia.
Seperti diketahui, pemegang saham PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY) melalui RUPSLB yang digelar hari ini menyetujui rencana Perseroan untuk memperoleh pinjaman dari bank dan/atau lembaga keuangan lainnya maksimal senilai USD250 juta dengan tingkat suku bunga LIBOR + 4,25 persen yang memiliki tenor 3 tahun.
Direktur Keuangan MSKY Effendi Budiman mengatakan, dana yang diperoleh dari hasil pinjaman tersebut nantinya akan dimanfaatkan untuk melakukan pelunasan Obligasi lebih awal sebesar USD165 juta, yang akan jatuh tempo pada November 2015. Sementara sisanya untuk mendukung pendanaan belanja modal di tahun 2014.
(rna)