Depok dorong pengembang gelontorkan program CSR
A
A
A
Sindonews.com - Pengembangan usaha dan investasi di bidang properti di Kota Depok semakin subur saat ini. Baik properti landed house atau rumah tinggal, maupun apartemen.
Karena itu, perusahaan properti diminta untuk lebih peduli kepada masyarakat sekitar dalam mengalokasikan program Corporate Social Responsibility (CSR). Yakni baik dalam program kesehatan, pendidikan, dan lingkungan.
"Sesuai dengan PP 47/2012 tentang tanggung jawab sosial lingkungan, setiap perusahaan diminta mengalokasikan 2 persen dari keuntungan per tahun untuk dana CSR," kata Kabag Ekonomi Pemerintah Kota Depok, Kafrawi, Rabu (16/10/2013).
Tujuannya, kata dia, agar perusahaan bisa membedakan antara dana CSR dan amal (charity), sebab jika CSR harus bersifat keberlanjutan untuk masyarakat. Karena itu pihaknya akan membentuk forum CSR yang anggotanya terdiri dari unsur pemerintah, pengusaha, dan unsur lainnya.
"Sehingga nanti akan disepakati apa saja fokus perusahaan untuk CSR," ujar Kafrawi.
Salah satunya dilakukan oleh PT Megapolitan Developments Tbk di Cinere, Depok. Perusahaan properti skala besar itu dalam peringatan Hari Raya Idul Adha kali ini menggelar pemotongan hewan kurban.
Direktur Sales and Marketing PT Megapolitan Tbk, Desi Yuliana mengatakan, sedikitnya dua ekor sapi dan tiga ekor kambing yang disumbang PT Waskita Karya sebagai partner disembelih di kawasan perumahan Cinere Park View, Graha Cinere, Depok dan dibagikan kepada masyarakat sekitar.
"Masyarakat sekitar proyek kami ini semoga makin meningkat spirit indahnya berkurban. Kurban itu bermanfaat baik di internal kami dan masyarakat. Mudah-mudahan semangatnya berdampak pada proyek kami," ungkap Desi.
Kasie Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Limo Depok, Ngatono mengapresiasi apa yang dilakukan para pengembang di wilayahnya. Menurut dia, dengan keterbatasan APBD Depok untuk mendukung program-program unggulan di Depok di bidang pendidikan dan kesehatan, bisa membuat para pengembang properti untuk terdorong mengalokasikan anggaran CSR tersebut.
Sebab Cinere, lanjut dia, merupakan surganya properti kalangan kelas atas atau high middle class di Depok. Ada fungsi sosial, di lingkungan Megapolitan mayoritas masyarakat yang berlebih rezekinya, untuk meningkatkan tali kasih, bagi pengembang tak ada salahnya sisihkan bagi warga Limo, kota Depok.
Pemerintah berupaya berikan kebebasan pada perusahaan properti memberikan profitnya, termasuk CSR. Jangan selalu mementingkan profit, curahkan juga perhatian untuk bidang sosial pendidikan, menyadari pentingnya sosial, merangkul masyarakat, dan ini bisa menjadi contoh bagi perusahaan properti lainnya," pungkasnya.
Karena itu, perusahaan properti diminta untuk lebih peduli kepada masyarakat sekitar dalam mengalokasikan program Corporate Social Responsibility (CSR). Yakni baik dalam program kesehatan, pendidikan, dan lingkungan.
"Sesuai dengan PP 47/2012 tentang tanggung jawab sosial lingkungan, setiap perusahaan diminta mengalokasikan 2 persen dari keuntungan per tahun untuk dana CSR," kata Kabag Ekonomi Pemerintah Kota Depok, Kafrawi, Rabu (16/10/2013).
Tujuannya, kata dia, agar perusahaan bisa membedakan antara dana CSR dan amal (charity), sebab jika CSR harus bersifat keberlanjutan untuk masyarakat. Karena itu pihaknya akan membentuk forum CSR yang anggotanya terdiri dari unsur pemerintah, pengusaha, dan unsur lainnya.
"Sehingga nanti akan disepakati apa saja fokus perusahaan untuk CSR," ujar Kafrawi.
Salah satunya dilakukan oleh PT Megapolitan Developments Tbk di Cinere, Depok. Perusahaan properti skala besar itu dalam peringatan Hari Raya Idul Adha kali ini menggelar pemotongan hewan kurban.
Direktur Sales and Marketing PT Megapolitan Tbk, Desi Yuliana mengatakan, sedikitnya dua ekor sapi dan tiga ekor kambing yang disumbang PT Waskita Karya sebagai partner disembelih di kawasan perumahan Cinere Park View, Graha Cinere, Depok dan dibagikan kepada masyarakat sekitar.
"Masyarakat sekitar proyek kami ini semoga makin meningkat spirit indahnya berkurban. Kurban itu bermanfaat baik di internal kami dan masyarakat. Mudah-mudahan semangatnya berdampak pada proyek kami," ungkap Desi.
Kasie Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Limo Depok, Ngatono mengapresiasi apa yang dilakukan para pengembang di wilayahnya. Menurut dia, dengan keterbatasan APBD Depok untuk mendukung program-program unggulan di Depok di bidang pendidikan dan kesehatan, bisa membuat para pengembang properti untuk terdorong mengalokasikan anggaran CSR tersebut.
Sebab Cinere, lanjut dia, merupakan surganya properti kalangan kelas atas atau high middle class di Depok. Ada fungsi sosial, di lingkungan Megapolitan mayoritas masyarakat yang berlebih rezekinya, untuk meningkatkan tali kasih, bagi pengembang tak ada salahnya sisihkan bagi warga Limo, kota Depok.
Pemerintah berupaya berikan kebebasan pada perusahaan properti memberikan profitnya, termasuk CSR. Jangan selalu mementingkan profit, curahkan juga perhatian untuk bidang sosial pendidikan, menyadari pentingnya sosial, merangkul masyarakat, dan ini bisa menjadi contoh bagi perusahaan properti lainnya," pungkasnya.
(izz)