Indosat selesaikan proses migrasi 3G lebih awal
A
A
A
Sindonews.com - PT Indosat Tbk (Indosat) berhasil menyelesaikan proses migrasi 3G lebih awal yaitu tanggal 9 Oktober 2013, dari target yang ditetapkan pemerintah pada tanggal 27 Oktober 2013.
Dengan demikian, Indosat sebagai penyelenggara seluler pada pita frekuensi radio 2,1 GHz, telah berhasil menyelesaikan seluruh proses tahapan migrasi 3G dari blok 8 (pita frekuensi 1955-1960 MHz berpasangan dengan frekuensi 2145-2150 MHz) ke blok 6 (pita frekuensi 1945-1950 MHz berpasangan dengan frekuensi 2135-2140 MHz) di seluruh provinsi cakupan operasional jaringan 3G Indosat secara nasional.
“Penyelesaian target migrasi 3G yang berhasil kami selesaikan lebih awal dari target pemerintah ini merupakan komitmen kami untuk mendukung program pemerintah dalam menata frekuensi 3G dengan lebih baik, sehingga diharapkan layanan kepada pelanggan juga tetap terjaga kualitasnya,” kata Acting Chief Technology Officer Indosat, Ginandjar dalam rilisnya di Jakarta, Senin (21/10/2013).
Dia melanjutkan, proses migrasi 3G oleh Indosat ini ditandai dengan diselesaikanya migrasi 3G di 3 provinsi terakhir yaitu DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat, dari total 18 provinsi layanan 3G Indosat.
Proses migrasi 3G dilakukan Indosat sesuai dengan Peraturan Menteri Kominfo No. 19 Tahun 2013 tentang Mekanisme dan Tahapan Pemindahan Alokasi Pita Frekuensi Radio pada Penataan Menyeluruh Pita Frekuensi Radio 2,1 GHz.
Menurut Ginandjar, penataan 3G ini tidak terlepas dari kegiatan seleksi 3G yang telah berhasil dilaksanakan pemerintah pada tanggal 5 Maret 2013 lalu.
“Penataan menyeluruh pita frekuensi radio 2,1 GHz dilaksanakan dalam rangka mendapatkan alokasi pita frekuensi radio berdampingan (contiguous) bagi setiap penyelenggara jaringan bergerak seluler IMT-2000 pada pita frekuensi radio 2,1 GHz,” jelasnya.
Pihaknya berharap setelah perseroan menyelesaikan migrasi 3G ini, pemerintah tetap memberikan prioritas pertama terhadap penyelesaian interferensi yang masih terindikasi di lapangan, sehingga kualitas layanan yang menggunakan jaringan 3G dapat tetap terjaga dan memenuhi standardkualitas layanan bagi kebutuhan pelanggan indosat.
“Sebagaimana diketahui interferensi tersebut dapat menurunkan kecepatan akses data yang tentunya akan sangat berpengaruh pada kenyamanan pelanggan dalam menggunakan layanan internet,” tutup Ginandjar.
Dengan demikian, Indosat sebagai penyelenggara seluler pada pita frekuensi radio 2,1 GHz, telah berhasil menyelesaikan seluruh proses tahapan migrasi 3G dari blok 8 (pita frekuensi 1955-1960 MHz berpasangan dengan frekuensi 2145-2150 MHz) ke blok 6 (pita frekuensi 1945-1950 MHz berpasangan dengan frekuensi 2135-2140 MHz) di seluruh provinsi cakupan operasional jaringan 3G Indosat secara nasional.
“Penyelesaian target migrasi 3G yang berhasil kami selesaikan lebih awal dari target pemerintah ini merupakan komitmen kami untuk mendukung program pemerintah dalam menata frekuensi 3G dengan lebih baik, sehingga diharapkan layanan kepada pelanggan juga tetap terjaga kualitasnya,” kata Acting Chief Technology Officer Indosat, Ginandjar dalam rilisnya di Jakarta, Senin (21/10/2013).
Dia melanjutkan, proses migrasi 3G oleh Indosat ini ditandai dengan diselesaikanya migrasi 3G di 3 provinsi terakhir yaitu DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat, dari total 18 provinsi layanan 3G Indosat.
Proses migrasi 3G dilakukan Indosat sesuai dengan Peraturan Menteri Kominfo No. 19 Tahun 2013 tentang Mekanisme dan Tahapan Pemindahan Alokasi Pita Frekuensi Radio pada Penataan Menyeluruh Pita Frekuensi Radio 2,1 GHz.
Menurut Ginandjar, penataan 3G ini tidak terlepas dari kegiatan seleksi 3G yang telah berhasil dilaksanakan pemerintah pada tanggal 5 Maret 2013 lalu.
“Penataan menyeluruh pita frekuensi radio 2,1 GHz dilaksanakan dalam rangka mendapatkan alokasi pita frekuensi radio berdampingan (contiguous) bagi setiap penyelenggara jaringan bergerak seluler IMT-2000 pada pita frekuensi radio 2,1 GHz,” jelasnya.
Pihaknya berharap setelah perseroan menyelesaikan migrasi 3G ini, pemerintah tetap memberikan prioritas pertama terhadap penyelesaian interferensi yang masih terindikasi di lapangan, sehingga kualitas layanan yang menggunakan jaringan 3G dapat tetap terjaga dan memenuhi standardkualitas layanan bagi kebutuhan pelanggan indosat.
“Sebagaimana diketahui interferensi tersebut dapat menurunkan kecepatan akses data yang tentunya akan sangat berpengaruh pada kenyamanan pelanggan dalam menggunakan layanan internet,” tutup Ginandjar.
(gpr)