IHSG bakal tertekan pelemahan Dow Jones
A
A
A
Sindonews.com - Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang memprediksi terimbas pelemahan Dow Jones, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini terpaksa mengubur keinginannya untuk menguat.
"Merujuk Dow Jones yang ditutup turun 0,35 persen dan EIDO:US ditutup turun 1,78 persen di tengah lebih kuatnya laporan keuangan Q3/2013 dibanding perkiraan awal menjadi faktor saya memperkirakan IHSG bergerak dalam kisaran terbatas dalam perdagangan Kamis," kata Edwin, Kamis (24/10/2013).
Padahal, lanjut Edwin, bila dilihat secara teknikal, sebenarnya IHSG tengah menunjukkan tren penguatannya. Dia memprediksi, IHSG berpotensi bergerak dalam rentang 4.515-4.594. Pola bullish harami terbentuk atas IHSG mengindikasikan bullish reversal.
Dari luar negeri, naiknya China's Primary Short-term money rates memunculkan kekhawatiran Bank Sentral China mungkin mengetatkan supply cash untuk menghadang risiko inflasi dan bank terbesar China, seperti Commercial Bank of China (ICBC) yang melakukan write-off sekitar USD3,7 miliar.
Hal tersebut merupakan bad debt selama enam bulan pertama ditahun 2013. Selain itu, ada pula berita tentang Bank Sentral Eropa yang akan menerapkan test ketat kepada perbankan di Zona Eropa tahun depan untuk menaikkan tingkat kepercayaan.
Masih belum cukup, dua berita negatif tersebut dikombinasikan dengan mengecewakannya laba bersih emiten unggulan Caterpillar dan emiten semiconductor, menjadi faktor Dow Jones mengalami tekanan jual sebesar 54,33 poin (0,35 persen) ditutup di level 15.413,33 disertai kenaikan tipis The Vix sebesar 0,68 persen ditutup di level 13,42.
Padahal, sekitar 160 dari 500 emiten dalam Indeks S&P 500 yang telah merilis laba bersih LK Q3/2013, 66,3 persen diantaranya mengalahkan estimasi laba bersih awal analis atau lebih tinggi dibandingkan rata-rata 63 persen sejak 1994.
Saat ini, analis memperkirakan laba bersih tumbuh rata-rata 4,2 persen dengan asumsi sisanya setara kejadian di atas, tetapi masih di bawah ekspektasi 1 Juli 2013 sebesar 8,5 persen.
Sedangkan untuk pendapatan, 54 persen diantaranya mengalahkan estimasi pendapatan awal analis atau lebih rendah dibandingkan rata-rata 61 persen sejak 2002.
"Merujuk Dow Jones yang ditutup turun 0,35 persen dan EIDO:US ditutup turun 1,78 persen di tengah lebih kuatnya laporan keuangan Q3/2013 dibanding perkiraan awal menjadi faktor saya memperkirakan IHSG bergerak dalam kisaran terbatas dalam perdagangan Kamis," kata Edwin, Kamis (24/10/2013).
Padahal, lanjut Edwin, bila dilihat secara teknikal, sebenarnya IHSG tengah menunjukkan tren penguatannya. Dia memprediksi, IHSG berpotensi bergerak dalam rentang 4.515-4.594. Pola bullish harami terbentuk atas IHSG mengindikasikan bullish reversal.
Dari luar negeri, naiknya China's Primary Short-term money rates memunculkan kekhawatiran Bank Sentral China mungkin mengetatkan supply cash untuk menghadang risiko inflasi dan bank terbesar China, seperti Commercial Bank of China (ICBC) yang melakukan write-off sekitar USD3,7 miliar.
Hal tersebut merupakan bad debt selama enam bulan pertama ditahun 2013. Selain itu, ada pula berita tentang Bank Sentral Eropa yang akan menerapkan test ketat kepada perbankan di Zona Eropa tahun depan untuk menaikkan tingkat kepercayaan.
Masih belum cukup, dua berita negatif tersebut dikombinasikan dengan mengecewakannya laba bersih emiten unggulan Caterpillar dan emiten semiconductor, menjadi faktor Dow Jones mengalami tekanan jual sebesar 54,33 poin (0,35 persen) ditutup di level 15.413,33 disertai kenaikan tipis The Vix sebesar 0,68 persen ditutup di level 13,42.
Padahal, sekitar 160 dari 500 emiten dalam Indeks S&P 500 yang telah merilis laba bersih LK Q3/2013, 66,3 persen diantaranya mengalahkan estimasi laba bersih awal analis atau lebih tinggi dibandingkan rata-rata 63 persen sejak 1994.
Saat ini, analis memperkirakan laba bersih tumbuh rata-rata 4,2 persen dengan asumsi sisanya setara kejadian di atas, tetapi masih di bawah ekspektasi 1 Juli 2013 sebesar 8,5 persen.
Sedangkan untuk pendapatan, 54 persen diantaranya mengalahkan estimasi pendapatan awal analis atau lebih rendah dibandingkan rata-rata 61 persen sejak 2002.
(rna)