Sistem logistik diperlukan untuk tingkatkan daya saing
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Perindustrian (Menperin), MS Hidayat mengatakan, dalam upaya meningkatkan daya saing industri nasional, salah satu yang dibutuhkan adalah dukungan sistem logistik yang efisien dan efektif.
Menurutnya, untuk negara kepulauan yang luas seperti Indonesia, penguatan sistem logistik dilakukan dengan cara menyeimbangkan jumlah angkutan kargo atau komoditas antar wilayah melalui pembangunan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru secara progresif.
"Perkembangan industri nasional saat ini tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi nasional, meskipun di tengah gejolak perekonomian global yang belum stabil," kata Hidayat dalam rilisnya, Kamis (24/10/2013).
Industri pengolahan nonmigas pada Semester I/2013 tumbuh sebesar 6,58 persen atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi sebesar 5,92 persen. Industri logam dasar besi serta baja merupakan industri yang mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 12,98 persen. Kemudian industri pupuk, alat angkut, mesin dan peralatan (9,40 persen), serta industri kimia dan barang dari karet (8,03 persen).
Dia menjelaskan, industri pengolahan nonmigas merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB, yaitu sebesar 20,74 persen. Struktur industri pengolahan nonmigas masih didominasi cabang industri makanan, minuman dan tembakau sebesar 34,74 persen, disusul cabang industri alat angkut, mesin dan peralatan (28,28 persen) dan industi pupuk, kimia dan barang dari karet (12,51 persen).
Pertumbuhan industri pengolahan nonmigas pada semester I/2013 selain ditopang tingginya investasi di sektor industri, juga tingginya konsumsi dalam negeri. Sehingga memberikan optimisme di tengah melemahnya pasar ekspor di negara-negara mitra utama.
"Dalam rangka menapaki semester II/2013 yang penuh tantangan, kita masih memiliki pekerjaan besar untuk melaksanakan pembangunan industri nasional, dengan sasaran utama," jelasnya.
Sasaran utama tersebut diantaranya pertumbuhan industri pengolahan nonmigas sebesar 6,5 persen, penyerapan tenaga kerja sektor industri sebanyak 400 ribu orang, meningkatnya ekspor sektor industri hingga mencapai USD125 miliar, serta investasi PMA sebesar USD12 miliar dan investasi PMDN sebesar Rp42 Triliun.
Untuk mencapai sasaran pembangunan industri 2013 itu, sebagai bagian dari pembangunan industri nasional jangka panjang, diperlukan upaya percepatan pertumbuhan industri melalui "Akselerasi Industrialisasi 2012-2014".
Menurutnya, untuk negara kepulauan yang luas seperti Indonesia, penguatan sistem logistik dilakukan dengan cara menyeimbangkan jumlah angkutan kargo atau komoditas antar wilayah melalui pembangunan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru secara progresif.
"Perkembangan industri nasional saat ini tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi nasional, meskipun di tengah gejolak perekonomian global yang belum stabil," kata Hidayat dalam rilisnya, Kamis (24/10/2013).
Industri pengolahan nonmigas pada Semester I/2013 tumbuh sebesar 6,58 persen atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi sebesar 5,92 persen. Industri logam dasar besi serta baja merupakan industri yang mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 12,98 persen. Kemudian industri pupuk, alat angkut, mesin dan peralatan (9,40 persen), serta industri kimia dan barang dari karet (8,03 persen).
Dia menjelaskan, industri pengolahan nonmigas merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDB, yaitu sebesar 20,74 persen. Struktur industri pengolahan nonmigas masih didominasi cabang industri makanan, minuman dan tembakau sebesar 34,74 persen, disusul cabang industri alat angkut, mesin dan peralatan (28,28 persen) dan industi pupuk, kimia dan barang dari karet (12,51 persen).
Pertumbuhan industri pengolahan nonmigas pada semester I/2013 selain ditopang tingginya investasi di sektor industri, juga tingginya konsumsi dalam negeri. Sehingga memberikan optimisme di tengah melemahnya pasar ekspor di negara-negara mitra utama.
"Dalam rangka menapaki semester II/2013 yang penuh tantangan, kita masih memiliki pekerjaan besar untuk melaksanakan pembangunan industri nasional, dengan sasaran utama," jelasnya.
Sasaran utama tersebut diantaranya pertumbuhan industri pengolahan nonmigas sebesar 6,5 persen, penyerapan tenaga kerja sektor industri sebanyak 400 ribu orang, meningkatnya ekspor sektor industri hingga mencapai USD125 miliar, serta investasi PMA sebesar USD12 miliar dan investasi PMDN sebesar Rp42 Triliun.
Untuk mencapai sasaran pembangunan industri 2013 itu, sebagai bagian dari pembangunan industri nasional jangka panjang, diperlukan upaya percepatan pertumbuhan industri melalui "Akselerasi Industrialisasi 2012-2014".
(izz)