Penerapan asuransi sapi ternak belum lirik Sulsel

Jum'at, 25 Oktober 2013 - 17:17 WIB
Penerapan asuransi sapi ternak belum lirik Sulsel
Penerapan asuransi sapi ternak belum lirik Sulsel
A A A
Sindonews.com - Meski Sulawesi Selatan (Sulsel) termasuk sentra penghasil daging sapi di Indonesia, namun rupanya belum dilirik dalam pengembangan asuransi sapi ternak (ATS) yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI) bersama Kementerian Pertanian (kementan).

Padahal, ATS yang digulirkan pada 23 Oktober 2013 ini, berfungsi untuk mengendalikan inflasi yang membebani komponen petani. Sektor pertanian dinilai harus mendapat perhatian karena faktor risiko dan kerawanannya. Subsektor peternakan misalnya, ada risiko penyakit, gagal breeding, dan juga risiko kehilangan, serta harga yang jatuh.

Kepala Seksi Pelayanan Usaha Dinas Peternakan (Disnak) Sulsel, Andi Panggeleng mengatakan, melihat besarnya populasi sapi di Sulsel, maka ATS dipandang penting untuk meningkatkan keamanan peternak.

Meski risiko kematian penyakit tidak terlalu tinggi di Sulsel, namun kemungkinan kematian ternak saat pengangkutan atau pengapalan sangat besar. Sementara, Sulsel adalah daerah pemasok ke beberapa provinsi di Indonesia termasuk ke Jakarta.

"Kita berharap ini cepat masuk ke Sulsel. Kita ini merupakan salah satu sentra sapi nasional yang siap menyumbang 180 ribu ton untuk konsumsi daging nasional atau 19 ribu ekor per tahun," ungkapnya seusai dialog potensi pengembangan peternakan sapi di Sulsel dalam KTI Ekspo di Hotel Sahid, Sulsel, Jumat (25/10/2013).

Data Disnak Sulsel menyebutkan populasi sapi Sulsel 2012 mencapai 1,1 juta ekor. Angka ini jauh bertambah dibanding 2008 sebanyak 703.303 ekor . Adapun pertumbuhan selama 2013 hingga pekan ke III Oktober, sapi potong sebanyak 7.367 ekor dan sapi bibit 8.020 ekor.

Angka tersebut, kata dia masih berpotensi untuk terus meningkat, karena Sulsel menargetkan dua juta ekor pada 2018.

Sementara, Humas BI Wilayah Makassar, Noor Yudanto mengatakan, sebagai pilot project ATS, pihak BI dan Kementerian memang memiilih Jawa Tengah. Sebab daerah ini menjadi daerah pertama di Indonesia pengembangan sapi ternak.

Sayangnya, Noor Yudanto belum bisa memastikan kapan program ini mampu menyentuh peternak sapi di Sulsel. "Ini kan program baru, kita akan analisa dulu bagaimana perkembangan di Jawa Tengah untuk menentukan langkah ATS ke depan," pungkasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4484 seconds (0.1#10.140)