Ketahanan pangan, SBY minta konsumsi beras dikurangi
A
A
A
Sindonews.com - Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan kabinet serta gubernur se-Indonesia memperingati Hari Pangan se-Dunia yang ke-33 di Padang, Sumatera Barat.
Dalam kata sambutannya di hadapan tamu negara dan meteri, gubernur dan bupati se-Indonesia, ia mengatakan saat ini harus mengubah pola konsumsi makanan, mengurangi makan beras yang mengandung karbohidrat.
“Saat ini sudah tiba saatnya mengurangi konsumsi pangan secara bertahap lebih meningkatkan asupan buah-buahan, sayuran, daging dan ikan dan mengurangi porsi beras sebagai sumber karbohidrat,” katanya, Kamis (31/10/2013).
SBY mengatakan, untuk itu Indonesia harus mengoptimalkan sumber daya perikanan, peternakan dan peningkatan keragaman pangan. “Keragaman konsumsi pangan salah satu strategi untuk mencapai ketahanan pangan secara nasional, upaya memperkuat kemandirian pangan harus kita dilakukan,” jelasnya.
Lanjut SBY, dua hari yang lalu ia memimpin rapat rapat kabinet terbatas untuk menyusun rencana aksi peningkatan produksi pangan terutama lima bahan pangan strategis, terutama beras, kedelai, jagung, gula, daging sapi.
“Juga kami bahas menjaga kecukupan dan kestabilan harga, bawang putih, bawang merah dan cabe. Setelah melaluhi pembahasan yang mendalam melibatkan menteri terkait, menetapkan rencana aksi Bukittinggi segera dilaksanakan tahun ini juga, ini program akselarasi disamping yang sudah kita jalankan program peningkatan kemandirian pangan selama ini,” terangnya.
Melalui upaya ini kita oprtimis di tahun mendatang Indoensia semakin mandiri dan tidak mudah terpengaruh gejolak harga di pasar pangan dunia. “Sistem pangan menuju kemandirian pangan yang kuat kita lakukan melaluhi opstimasliasi sumber daya lokal sebagai pondasi utama dalam memperkuat kedaulatan bangsa kita dibidang pangan,” ulasnya.
Saat ini hampir 870 juta orang di seluruh dunia menghadapi kekurangan gizi secara kronis akibat model pembangunan yang tidak berkelanjutan.
Boleh dikata di dunia setiap 10 orang 1 orang di malam hari tidak bisa tidur nyenyak karena perutnya lapar tidak cukup mendapatkan kebutuhan pangan dalam kehidupan sehari-harinya.
“Tentu kondisi dunia yang harus kita ubah, bangsa-bangsa sedunia harus bersatu bekerja bersama untuk meningkatkan kecupukan ketahanan pangan secara global agar tidak ada lagi kelaparan,” terangnya.
Model pembangunan yang merusak lingkungan alam serta mengancam ekosistem dan mengancam keaneka ragaman hayati harus kita ahkiri. Mengingat kedepan meningkanya permintaan bahan pangan tidak saja karena pertambahan penduduk di negeri kita menujuku angka 250 juta, tetapi jumlah masyarakat kelas menengah kita yang semakin besar dari 25 juta, tahun 2030 sudah mencapai angka 135 juta.
“Saya berharap hari pangan sedunia yang laksanakan di kota Padang menjadi momen bagi terwujudnya kemandirian pangan yang berkelanjutan,” katanya.
Dalam kata sambutannya di hadapan tamu negara dan meteri, gubernur dan bupati se-Indonesia, ia mengatakan saat ini harus mengubah pola konsumsi makanan, mengurangi makan beras yang mengandung karbohidrat.
“Saat ini sudah tiba saatnya mengurangi konsumsi pangan secara bertahap lebih meningkatkan asupan buah-buahan, sayuran, daging dan ikan dan mengurangi porsi beras sebagai sumber karbohidrat,” katanya, Kamis (31/10/2013).
SBY mengatakan, untuk itu Indonesia harus mengoptimalkan sumber daya perikanan, peternakan dan peningkatan keragaman pangan. “Keragaman konsumsi pangan salah satu strategi untuk mencapai ketahanan pangan secara nasional, upaya memperkuat kemandirian pangan harus kita dilakukan,” jelasnya.
Lanjut SBY, dua hari yang lalu ia memimpin rapat rapat kabinet terbatas untuk menyusun rencana aksi peningkatan produksi pangan terutama lima bahan pangan strategis, terutama beras, kedelai, jagung, gula, daging sapi.
“Juga kami bahas menjaga kecukupan dan kestabilan harga, bawang putih, bawang merah dan cabe. Setelah melaluhi pembahasan yang mendalam melibatkan menteri terkait, menetapkan rencana aksi Bukittinggi segera dilaksanakan tahun ini juga, ini program akselarasi disamping yang sudah kita jalankan program peningkatan kemandirian pangan selama ini,” terangnya.
Melalui upaya ini kita oprtimis di tahun mendatang Indoensia semakin mandiri dan tidak mudah terpengaruh gejolak harga di pasar pangan dunia. “Sistem pangan menuju kemandirian pangan yang kuat kita lakukan melaluhi opstimasliasi sumber daya lokal sebagai pondasi utama dalam memperkuat kedaulatan bangsa kita dibidang pangan,” ulasnya.
Saat ini hampir 870 juta orang di seluruh dunia menghadapi kekurangan gizi secara kronis akibat model pembangunan yang tidak berkelanjutan.
Boleh dikata di dunia setiap 10 orang 1 orang di malam hari tidak bisa tidur nyenyak karena perutnya lapar tidak cukup mendapatkan kebutuhan pangan dalam kehidupan sehari-harinya.
“Tentu kondisi dunia yang harus kita ubah, bangsa-bangsa sedunia harus bersatu bekerja bersama untuk meningkatkan kecupukan ketahanan pangan secara global agar tidak ada lagi kelaparan,” terangnya.
Model pembangunan yang merusak lingkungan alam serta mengancam ekosistem dan mengancam keaneka ragaman hayati harus kita ahkiri. Mengingat kedepan meningkanya permintaan bahan pangan tidak saja karena pertambahan penduduk di negeri kita menujuku angka 250 juta, tetapi jumlah masyarakat kelas menengah kita yang semakin besar dari 25 juta, tahun 2030 sudah mencapai angka 135 juta.
“Saya berharap hari pangan sedunia yang laksanakan di kota Padang menjadi momen bagi terwujudnya kemandirian pangan yang berkelanjutan,” katanya.
(gpr)