Beranda
Nasional
Internasional
Metro
Daerah
Lifestyle
Sports
Ekonomi Bisnis
Teknologi
Sains
Otomotif
Edukasi
Kalam
GenSINDO
Infografis
Video
Foto
Indeks
Bidik Rp1,2 T, RNI ingin Phapros segera IPO
Bidik Rp1,2 T, RNI ingin Phapros segera IPO
A
A
A
Sindonews.com - PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) terus berusaha agar anak usahyanya, PT Phapros segera melantai di Bursa Eefek Indonesia (BEI) atau melepaskan sahamnya ke publi (initial public offering (IPO). Karena itu, perseroan segera menunjuk financial advisor pada Desember 2013.
"Prosesnya terus kami jalankan. Nilai emisinya sekitar Rp750 miliar hingga Rp1,2 triliun," kata Direktur Utama RNI, Ismed Hasan Putro saat dihubungi Sindonews, Minggu (3/11/2013).
Dia juga mengatakan, pihaknya akan meningkatkan jumlah sahan pemerintah di RNI terlebih dahulu, agar tetap menjadi mayoritas pasca IPO anak usahanya tersebut. Saat ini, saham pemerintah di RNI sekitar 60 persen, dan manajemen berencana akan meningkatkan kembali sekitar 15 persen.
"Jadi ketika IPO saham pemerintah masih mayoritas, paling tidak sebesar 55 persen," kata Ismed.
Selain itu, RNI pun berencana menaikkan PT Rajawali Perkebunan, namun Ismed mengatakan sektor perkebunan saat ini masih kurang baik di bursa saham. "Kami berusaha untuk fokus satu demi satu dulu," ujar dia.
"Prosesnya terus kami jalankan. Nilai emisinya sekitar Rp750 miliar hingga Rp1,2 triliun," kata Direktur Utama RNI, Ismed Hasan Putro saat dihubungi Sindonews, Minggu (3/11/2013).
Dia juga mengatakan, pihaknya akan meningkatkan jumlah sahan pemerintah di RNI terlebih dahulu, agar tetap menjadi mayoritas pasca IPO anak usahanya tersebut. Saat ini, saham pemerintah di RNI sekitar 60 persen, dan manajemen berencana akan meningkatkan kembali sekitar 15 persen.
"Jadi ketika IPO saham pemerintah masih mayoritas, paling tidak sebesar 55 persen," kata Ismed.
Selain itu, RNI pun berencana menaikkan PT Rajawali Perkebunan, namun Ismed mengatakan sektor perkebunan saat ini masih kurang baik di bursa saham. "Kami berusaha untuk fokus satu demi satu dulu," ujar dia.
(izz)
Explore More