Kinerja reksa dana saham disalip campuran
A
A
A
Sindonews.com - Kinerja rata-rata reksa dana campuran dari sisi imbal hasil (return) hingga akhir Oktober 2013 lebih baik dibanding reksa dana lainnya.
Berdasarkan data PT Infovesta Utama, kinerja reksa dana campuran hingga akhir periode Oktober 2013 tercatat memberi return rata-rata mencapai 3,25 persen atau lebih tinggi dibanding return rata-rata reksa dana saham senilai 2,5 persen dan pendapatan tetap yang minus 1,53 persen.
Analis riset PT Infovesta Utama Vilia Wati mengatakan, kinerja reksa dana campuran hingga akhir Oktober tahun ini yang lebih baik dibanding reksa dana saham karena karakteristik reksa dana saham lebih agresif, sehingga ketika bursa saham mengalami koreksi beruntun pada Juni-Agustus 2013 memberi korelasi negatif terhadap reksa dana saham dengan mengalami penurunan lebih dalam.
"Ini menyebabkan return reksa dana saham yang secara rata-rata jauh lebih tinggi ketimbang reksa dana campuran hingga Mei 2013, berangsur-angsur menyusut di periode tersebut," kata dia kepada Sindonews, Senin (4/11/2013).
Di sisi lain, Vilia menambahkan, adanya penempatan investasi pada obligasi di portofolio reksa dana campuran menopang reksa dana campuran untuk tidak tergerus sedalam reksa dana saham pada periode terkoreksinya bursa saham secara beruntun.
"Akibatnya, kinerja reksa dana campuran menjadi lebih unggul dari reksa dana saham di periode tahunan Oktober 2013," imbuh dia.
Adapun, kinerja rata-rata Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) hingga Oktober tercatat sebesar 4,49 persen. Sedangkan kinerja obligasi pemerintah minus 4,03 persen.
Sementara itu, kinerja reksa dana hingga akhir Oktober 2013 masih di bawah periode yang sama tahun sebelumnya. Tercatat, dengan kinerja IHSG sebesar 13,82 persen pada akhir Oktober 2012, kinerja reksa dana saham tercatat 10,04 persen, campuran mencapai 5,72 persen dan pendapatan tetap 5,72 persen, dimana obligasi pemerintah sebesar 6,48 persen.
Menurut Vilia, sentimen yang mempengaruhi menurunnya kinerja reksa dana sejak awal tahun ini dibanding tahun lalu adalah kebijakan pemerintah mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), yang kemudian diikuti dengan naiknya harga BBM.
Selain itu, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD), defisit neraca perdagangan, kenaikan inflasi dan suku bunga, rilis data-data ekonomi lainnya dan laporan keuangan emiten juga memberi sentimen negatif terhadap kinerja reksa dana.
"Sementara sentimen dari global adalah kelanjutan program stimulus The Fed, penundaan pelaksanaan tapering (pemangkasan), isu debt ceiling AS, shutdown pemerintah AS serta rilis indikator ekonomi AS, China dan Uni Eropa," tutur Vilia.
Berdasarkan data PT Infovesta Utama, kinerja reksa dana campuran hingga akhir periode Oktober 2013 tercatat memberi return rata-rata mencapai 3,25 persen atau lebih tinggi dibanding return rata-rata reksa dana saham senilai 2,5 persen dan pendapatan tetap yang minus 1,53 persen.
Analis riset PT Infovesta Utama Vilia Wati mengatakan, kinerja reksa dana campuran hingga akhir Oktober tahun ini yang lebih baik dibanding reksa dana saham karena karakteristik reksa dana saham lebih agresif, sehingga ketika bursa saham mengalami koreksi beruntun pada Juni-Agustus 2013 memberi korelasi negatif terhadap reksa dana saham dengan mengalami penurunan lebih dalam.
"Ini menyebabkan return reksa dana saham yang secara rata-rata jauh lebih tinggi ketimbang reksa dana campuran hingga Mei 2013, berangsur-angsur menyusut di periode tersebut," kata dia kepada Sindonews, Senin (4/11/2013).
Di sisi lain, Vilia menambahkan, adanya penempatan investasi pada obligasi di portofolio reksa dana campuran menopang reksa dana campuran untuk tidak tergerus sedalam reksa dana saham pada periode terkoreksinya bursa saham secara beruntun.
"Akibatnya, kinerja reksa dana campuran menjadi lebih unggul dari reksa dana saham di periode tahunan Oktober 2013," imbuh dia.
Adapun, kinerja rata-rata Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) hingga Oktober tercatat sebesar 4,49 persen. Sedangkan kinerja obligasi pemerintah minus 4,03 persen.
Sementara itu, kinerja reksa dana hingga akhir Oktober 2013 masih di bawah periode yang sama tahun sebelumnya. Tercatat, dengan kinerja IHSG sebesar 13,82 persen pada akhir Oktober 2012, kinerja reksa dana saham tercatat 10,04 persen, campuran mencapai 5,72 persen dan pendapatan tetap 5,72 persen, dimana obligasi pemerintah sebesar 6,48 persen.
Menurut Vilia, sentimen yang mempengaruhi menurunnya kinerja reksa dana sejak awal tahun ini dibanding tahun lalu adalah kebijakan pemerintah mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM), yang kemudian diikuti dengan naiknya harga BBM.
Selain itu, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD), defisit neraca perdagangan, kenaikan inflasi dan suku bunga, rilis data-data ekonomi lainnya dan laporan keuangan emiten juga memberi sentimen negatif terhadap kinerja reksa dana.
"Sementara sentimen dari global adalah kelanjutan program stimulus The Fed, penundaan pelaksanaan tapering (pemangkasan), isu debt ceiling AS, shutdown pemerintah AS serta rilis indikator ekonomi AS, China dan Uni Eropa," tutur Vilia.
(rna)