Penerbitan obligasi di 2014 diperkirakan meningkat

Minggu, 10 November 2013 - 18:51 WIB
Penerbitan obligasi...
Penerbitan obligasi di 2014 diperkirakan meningkat
A A A
‪Sindonews.com - Penerbitan obligasi pada 2014 mendatang diperkirakan akan meningkat. Ada beberapa faktor yang mendorong meningkatnya penerbitan obligasi tahun depan, yang pertama ialah jumlah obligasi korporasi yang mengalami jatuh tempo cukup tinggi sekitar Rp35-39 triliun.

Analis PT Millenium Danatama Indonesia Asset Management Desmon Silitonga mengatakan, jumlah itu belum memperhitungan Medium Term Notes (MTN) yang jumlahnya sekitar Rp4-6 triliun.

“Dari pengalaman, biasanya untuk membayar obligasi jatuh tempo ini korporasi biasanya akan menerbitkan obligasi baru sebagai sumber pendanaan untuk membayar obligasi jatuh tempo ini (refinancing),” kata Desmon saat dihubungi SINDO di Jakarta, Minggu (10/11/2013).

Menurutnya, sektor pembiayaan (multifinance), perbankan, dan telekomunikasi merupakan tiga sektor yang mendominasi obligasi jatuh tempo tersebut.

Faktor kedua adalah stabilnya inflasi dan suku bunga. Dikatakan Desmon, inflasi menurut proyeksi pemerintah 2014 sebesar 5,5 persen.

Menurutnya, rendahnya inflasi ini dibandingkan tahun ini tidak terlepas dari tidak adanya rencana untuk menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Dia mengungkap, apabila inflasi rendah, tentu akan mendorong stabilnya suku bunga.

“Stabilitas suku bunga akan mendorong turunnya yield obligasi di pasar modal dan ini akan menarik minat korporasi untuk menerbitkan obligasi,” ucap dia.

Sementara faktor ketiga yakni ekonomi Indonesia yang diperkiran tumbuh 6 persen. Dia mengungkap, ekspektasi ini bisa tercapai jika nanti terjadi pemilu yang lancar dan pemimpin yang terpilih sesuai dengan ekspektasi pasar.

Menurut dia, ini akan mendorong sentimen positif, khususnya bagi pasar modal. Korporasi akan memanfaatkan sumber pembiayaan murah, khususnya melalui penerbitan obligasi.

“Memang, nantinya akan ada kostrain dari adanya ekspektasi membaiknya ekonomi AS yang membuat akan dijalankannya tapering off oleh The FED dan mendorong adanya migrasi likuditas ke AS,” tandasnya.

Meski demikian, berdasarkan data historis selama ini, investor yang mengenggam obligasi korporasi selama ini berasal dari investor domestik. “Jadi tidak ada masalah,” imbuhnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2124 seconds (0.1#10.140)