Saat BBM naik, Chatib mogok baca koran
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Keuangan M Chatib Basri mengaku keputusan pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar 44 persen menjadi Rp6.500 per liter merupakan keputusan yang tidak populer tetapi perlu dilakukan.
Dia menjelaskan, saking tidak populernya kebijakan tersebut di mata masyarakat, Chatib memilih untuk tidak membaca koran selama beberapa hari.
"Setelah keputusan tersebut saya berhenti membaca koran selama empat hari," akunya di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Senin (11/11/2013).
Namun Chatib memastikan bahwa kebijakan tersebut pada akhirnya membawa kebaikan dalam kebijakan pengetatan fiskal yang dilakukan oleh pemerintah dalam menekan defisit neraca pembayaran.
"Terbukti komsumsi BBM kita masih di bawah 48 juta kiloliter pada tahun 2013 ini," lanjutnya.
Kendati demikian, Chatib memperhatikan kondisi defisit neraca perdagangan pada bulan September dimana neraca perdagngan migas masih terhitung defisit.
"Saya cek ke Pertamina, ternyata bukan impor BBM yang besar namun minyak mentah. Oleh karena itu kita harus berdayakan kembali kilang-kilang seperti di Balongan sebagai pengolahan minyak mentah," pungkasnya.
Dia menjelaskan, saking tidak populernya kebijakan tersebut di mata masyarakat, Chatib memilih untuk tidak membaca koran selama beberapa hari.
"Setelah keputusan tersebut saya berhenti membaca koran selama empat hari," akunya di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Senin (11/11/2013).
Namun Chatib memastikan bahwa kebijakan tersebut pada akhirnya membawa kebaikan dalam kebijakan pengetatan fiskal yang dilakukan oleh pemerintah dalam menekan defisit neraca pembayaran.
"Terbukti komsumsi BBM kita masih di bawah 48 juta kiloliter pada tahun 2013 ini," lanjutnya.
Kendati demikian, Chatib memperhatikan kondisi defisit neraca perdagangan pada bulan September dimana neraca perdagngan migas masih terhitung defisit.
"Saya cek ke Pertamina, ternyata bukan impor BBM yang besar namun minyak mentah. Oleh karena itu kita harus berdayakan kembali kilang-kilang seperti di Balongan sebagai pengolahan minyak mentah," pungkasnya.
(gpr)