BRI kelola aset trustee Rp9,1 T
A
A
A
Sindonews.com - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mendapat kepercayaan mengelola aset trustee senilai Rp9,1 triliun hingga Oktober 2013.
Sejak diterbitkannya Peraturan Bank Indonesia (PBI) tentang Jasa Trust pada akhir 2012, BRI menjadi bank pertama yang memperoleh izin Layanan Jasa Trust dari Bank Indonesia. Tepatnya per akhir Maret 2013, BRI telah menerima ijin prinsip dan surat penegasan dari Bank Indonesia untuk menjalankan layanan Jasa Trust di Indonesia.
“Saat ini, BRI mengelola Rp9,1 Triliun aset trustee, diantaranya dari sembilan proyek besar,” ujar Direktur Keuangan BRI Achmad Baiquni di Jakarta, Kamis (14/11/2013).
Sebagaimana diketahui, pada akhir 2012 Bank Indonesia menerbitkan PBI Nomor 14/17/PBI/2012 tentang Kegiatan Usaha Bank Berupa Penitipan dengan Pengelolaan (trust). PBI tersebut diterbitkan dengan harapan agar dapat mengoptimalkan pemanfaatan pasokan devisa melalui kegiatan usaha bank yang mendukung pengelolaan devisa serta meningkatkan daya saing perbankan di dalam negeri.
Menurut Achmad, PBI tersebut merupakan tindak lanjut dari upaya Bank Indonesia dalam meningkatkan Devisa Hasil Ekspor (DHE) sebagaimana diatur dalam PBI terdahulu No.14/25/PBI/2012 tentang Penerimaan Devisa Hasil Ekspor.
“Dengan lahirnya kebijakan BI perihal layanan Jasa trust tersebut, diharapkan bank-bank di Indonesia dapat memberikan layanan jasa trust sebagaimana yang selama ini dilayani oleh bank-bank di luar negeri,” papar dia.
Dengan demikian, lanjut dia, DHE dapat mengendap pada rekening trustee yang berada di dalam negeri. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia hingga semester I/2013 berhasil membukukan USD16 juta transaksi ekspor dari sektor minyak dan gas bumi (migas) dan sebanyak 16 persen proceed ekspor masih ditempatkan di luar negeri.
Sekretaris Perusahaan BRI Muhamad Ali menambahkan, aset kelolaan jasa trust BRI hingga Oktober 2013 telah mencapai Rp9,1 triliun, dimana 75 persen nasabah jasa trust BRI berasal dari sektor migas dan penunjangnya, sisanya dari sektor pasar modal dan infrastruktur.
“Dari sektor migas, BRI juga saat ini menjadi bank pengelola dana ASR (Abandonment Site Restoration) migas terbesar dengan mengelola USD140 juta dari total USD345 juta dana ASR Nasional,” tambah Ali.
Ali mengungkap, pada kurun waktu 2007 hingga 2010 BRI dipercaya bertindak sebagai agen pemerintah dalam pendistribusian dana APBN dalam skema Treasury Single Account sekitar Rp900 triliun per tahun. Menurutnya, BRI juga merupakan Bank Kustodian pertama di Indonesia yang menjalankan sekuritisasi aset, yang konsepnya mengadopsi prinsip trustee.
Sejak diterbitkannya Peraturan Bank Indonesia (PBI) tentang Jasa Trust pada akhir 2012, BRI menjadi bank pertama yang memperoleh izin Layanan Jasa Trust dari Bank Indonesia. Tepatnya per akhir Maret 2013, BRI telah menerima ijin prinsip dan surat penegasan dari Bank Indonesia untuk menjalankan layanan Jasa Trust di Indonesia.
“Saat ini, BRI mengelola Rp9,1 Triliun aset trustee, diantaranya dari sembilan proyek besar,” ujar Direktur Keuangan BRI Achmad Baiquni di Jakarta, Kamis (14/11/2013).
Sebagaimana diketahui, pada akhir 2012 Bank Indonesia menerbitkan PBI Nomor 14/17/PBI/2012 tentang Kegiatan Usaha Bank Berupa Penitipan dengan Pengelolaan (trust). PBI tersebut diterbitkan dengan harapan agar dapat mengoptimalkan pemanfaatan pasokan devisa melalui kegiatan usaha bank yang mendukung pengelolaan devisa serta meningkatkan daya saing perbankan di dalam negeri.
Menurut Achmad, PBI tersebut merupakan tindak lanjut dari upaya Bank Indonesia dalam meningkatkan Devisa Hasil Ekspor (DHE) sebagaimana diatur dalam PBI terdahulu No.14/25/PBI/2012 tentang Penerimaan Devisa Hasil Ekspor.
“Dengan lahirnya kebijakan BI perihal layanan Jasa trust tersebut, diharapkan bank-bank di Indonesia dapat memberikan layanan jasa trust sebagaimana yang selama ini dilayani oleh bank-bank di luar negeri,” papar dia.
Dengan demikian, lanjut dia, DHE dapat mengendap pada rekening trustee yang berada di dalam negeri. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia hingga semester I/2013 berhasil membukukan USD16 juta transaksi ekspor dari sektor minyak dan gas bumi (migas) dan sebanyak 16 persen proceed ekspor masih ditempatkan di luar negeri.
Sekretaris Perusahaan BRI Muhamad Ali menambahkan, aset kelolaan jasa trust BRI hingga Oktober 2013 telah mencapai Rp9,1 triliun, dimana 75 persen nasabah jasa trust BRI berasal dari sektor migas dan penunjangnya, sisanya dari sektor pasar modal dan infrastruktur.
“Dari sektor migas, BRI juga saat ini menjadi bank pengelola dana ASR (Abandonment Site Restoration) migas terbesar dengan mengelola USD140 juta dari total USD345 juta dana ASR Nasional,” tambah Ali.
Ali mengungkap, pada kurun waktu 2007 hingga 2010 BRI dipercaya bertindak sebagai agen pemerintah dalam pendistribusian dana APBN dalam skema Treasury Single Account sekitar Rp900 triliun per tahun. Menurutnya, BRI juga merupakan Bank Kustodian pertama di Indonesia yang menjalankan sekuritisasi aset, yang konsepnya mengadopsi prinsip trustee.
(rna)