Hidayat desak kemenkeu beri insentif kilang Aramco dan KPC
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Perindustrian MS Hidayat mengeluhkan Kementerian Keuangan yang membuat pembahasan insentif kilang (refinery) yang dibangun oleh Kuwait Petroleum Corporation dan Aramco berjalan di tempat.
Padahal, apabila hal tersebut terlaksana, impor minyak yang menyumbang defisit neraca pembayaran sudah dapat ditekan dari 3 tahun lalu.
"Saya ingin komplain bahwa kita (pemerintah) sendiri yang menghalangi itu. Jadi enggak usah meratapi, sedang upaya kita enggak kongkrit," ujar Hidayat di Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (18/11/2013).
Hidayat menuturkan, apabila insentif sudah dapat diberikan Kemenkeu semenjak tahun 2010, maka kebutuhan minyak (BBM) dalam negeri selama 30 tahun dapat dipenuhi oleh kilang kedua perusahaan negara Timur Tengah tersebut.
"Mereka sudah mau kerja sama dengan Pertamina untuk menyuplai 350 ribu barel crude oil per tahun dengan investasi USD9 miliar sampai USD10 miliar," lanjutnya.
Ke depannya, Hidayat berharap pembahasan kilang ini dapat dilanjutkan di Kemenkeu. Bahkan apabila KPC dan Aramco meminta insentif yang cukup banyak Hidayat menyarankan agar hal tersebut dipenuhi.
"Investor lain mana ada yang mau investasi 30 tahun, seberat apapun itu mereka dapat mendorong potensi kita keluar dari impor minyak," tandasnya.
Padahal, apabila hal tersebut terlaksana, impor minyak yang menyumbang defisit neraca pembayaran sudah dapat ditekan dari 3 tahun lalu.
"Saya ingin komplain bahwa kita (pemerintah) sendiri yang menghalangi itu. Jadi enggak usah meratapi, sedang upaya kita enggak kongkrit," ujar Hidayat di Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin (18/11/2013).
Hidayat menuturkan, apabila insentif sudah dapat diberikan Kemenkeu semenjak tahun 2010, maka kebutuhan minyak (BBM) dalam negeri selama 30 tahun dapat dipenuhi oleh kilang kedua perusahaan negara Timur Tengah tersebut.
"Mereka sudah mau kerja sama dengan Pertamina untuk menyuplai 350 ribu barel crude oil per tahun dengan investasi USD9 miliar sampai USD10 miliar," lanjutnya.
Ke depannya, Hidayat berharap pembahasan kilang ini dapat dilanjutkan di Kemenkeu. Bahkan apabila KPC dan Aramco meminta insentif yang cukup banyak Hidayat menyarankan agar hal tersebut dipenuhi.
"Investor lain mana ada yang mau investasi 30 tahun, seberat apapun itu mereka dapat mendorong potensi kita keluar dari impor minyak," tandasnya.
(gpr)