Branchless banking diyakini tak pengaruhi BPR
A
A
A
Sindonews.com - Perkembangan branchless banking di tanah air kian menggembirakan karena semakin memudahkan akses perbankan kepada masyarakat. Kehadirannya juga tidak akan mengancam lembaga keuangan lainnya seperti Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Masyarakat utamannya di pedesaan masih banyak yang belum bisa menikmati akses perbankan. Bank Indonesia mengujicobakan aktivitas jasa sistem pembayaran dan perbankan terbatas melalui Unit Oerantara Layanan Keuangan (UPLK).
Layanan UPLK diperuntukkan bagi mereka yang tidak tersentuh perbankan untuk layanan jasa keuangan seperti tranfser, menabung dan kredit.
"Dengan terbukanya akses masyarakat kepada pelayanan jasa keuangan maka masyarakat akan meningkatkan kegiatan ekonomi dan juga kesejahteraanya," ujar ekonom senior CIDES Umar Juoro dalam Media Workshop yang digelar BTPN dan Bisnis Indonesia di Denpasar, Rabu (20/11/2013).
Menurutnya, Indonesia saat ini masih berpeluang bagi perkembangan branchless banking dan kehadirannya akan meningkatkan akses keuangan bagi masyarakat yang belum tersentuh layanan perbankan.
Saat ini, ada lima perbankan yang memiliki branchless banking dan mulai tersebar ke beberapa daerah di tanah air termasuk di Bali.
Apalagi, saat ini masyarakat hampir tidak ada yang tidak memiliki alat komunikasi handphone. Handphone itulah yang akan menjadi alat utama untuk segala transaksi keuangan dalam sistem "branchless banking".
Umar menilai, kehadiran Branchless bangking di masyarakat sampai pedesaan tidak akan mengganggu atau mengancam kelangsungan hidup Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sebagaimana dikhawatirkan kalangan Perbarindo.
"Saya kira pengaruhnya sangat kecil ke BPR. Kalau kemudian BPR tidak tumbuh tentunya BI bisa masuk memainkan peranannya," tuturnya.
Dalam kesempatan sama, Head of Sales BPTPN Wor Donny Prasetya mengatakan, sebagai salah satu perintis implementasi branchless banking, pihaknya berupaya mendekatkan masyarakat ke akses perbankan dengan memanfaatkan teknologi telepon genggam.
"Kami didukung jasa agen yang memainkan peranan untuk meningkatkan jangkauan layanan nasabah di selurun pelosok tanah air," ujarnya.
Keberadaana agen, sambung dia, akan menambah titik transaksi perbankan (point of sales), bagi nasabah dan saat yang sama akan menurunkan beban operasional bank.
"Kita tidak perlu lagi membangun infrastruktur berupa kantor cabang sehingga ini akan lebih menguntungkan masyarakat sebab mereka bisa bertransaksi secara cepat, efisien waktu," tutupnya.
Masyarakat utamannya di pedesaan masih banyak yang belum bisa menikmati akses perbankan. Bank Indonesia mengujicobakan aktivitas jasa sistem pembayaran dan perbankan terbatas melalui Unit Oerantara Layanan Keuangan (UPLK).
Layanan UPLK diperuntukkan bagi mereka yang tidak tersentuh perbankan untuk layanan jasa keuangan seperti tranfser, menabung dan kredit.
"Dengan terbukanya akses masyarakat kepada pelayanan jasa keuangan maka masyarakat akan meningkatkan kegiatan ekonomi dan juga kesejahteraanya," ujar ekonom senior CIDES Umar Juoro dalam Media Workshop yang digelar BTPN dan Bisnis Indonesia di Denpasar, Rabu (20/11/2013).
Menurutnya, Indonesia saat ini masih berpeluang bagi perkembangan branchless banking dan kehadirannya akan meningkatkan akses keuangan bagi masyarakat yang belum tersentuh layanan perbankan.
Saat ini, ada lima perbankan yang memiliki branchless banking dan mulai tersebar ke beberapa daerah di tanah air termasuk di Bali.
Apalagi, saat ini masyarakat hampir tidak ada yang tidak memiliki alat komunikasi handphone. Handphone itulah yang akan menjadi alat utama untuk segala transaksi keuangan dalam sistem "branchless banking".
Umar menilai, kehadiran Branchless bangking di masyarakat sampai pedesaan tidak akan mengganggu atau mengancam kelangsungan hidup Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sebagaimana dikhawatirkan kalangan Perbarindo.
"Saya kira pengaruhnya sangat kecil ke BPR. Kalau kemudian BPR tidak tumbuh tentunya BI bisa masuk memainkan peranannya," tuturnya.
Dalam kesempatan sama, Head of Sales BPTPN Wor Donny Prasetya mengatakan, sebagai salah satu perintis implementasi branchless banking, pihaknya berupaya mendekatkan masyarakat ke akses perbankan dengan memanfaatkan teknologi telepon genggam.
"Kami didukung jasa agen yang memainkan peranan untuk meningkatkan jangkauan layanan nasabah di selurun pelosok tanah air," ujarnya.
Keberadaana agen, sambung dia, akan menambah titik transaksi perbankan (point of sales), bagi nasabah dan saat yang sama akan menurunkan beban operasional bank.
"Kita tidak perlu lagi membangun infrastruktur berupa kantor cabang sehingga ini akan lebih menguntungkan masyarakat sebab mereka bisa bertransaksi secara cepat, efisien waktu," tutupnya.
(gpr)