IHSG diwarnai sentimen negatif
A
A
A
Sindonews.com - Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada memperkirakan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini akan berada pada support 4.215-4.225 dan resistance 4.335-4.338.
Menurut Reza, laju IHSG dapat dikatakan gagal bertahan di kisaran target support 4.300-4.326 dan mematahkan pola laju positif yang seharusnya terjadi.
"IHSG berpeluang melanjutkan pelemahannya bila tidak ada sentimen positif lain yang dapat mengimbangi pelemahan rupiah," ujar Reza, Rabu (27/11/2013).
Bila melihat lajunya secara historikal, menurut Reza, kondisi suram tengah menghampiri bursa saham di Tanah Air. Laju IHSG harus terperosok melemah sekaligus terhempas dari level support-nya yang seharusnya dapat terjaga agar tidak melemah lebih dalam.
Menurut Reza, biang keladi pelemahan IHSG tersebut juga disumbang oleh makin melemahnya nilai tukar rupiah, yang dibarengi dengan berbalik arahnya bursa saham Asia menjadi negatif pasca penguatan yen, hingga pembukaan pasar saham Eropa yang juga melemah kompak menghadang laju penguatan IHSG.
"Belum lagi masih adanya aksi jualan asing membuat IHSG makin jauh dari harapan penguatan lanjutan," imbuh dia.
Dari luar negeri, tampak laju bursa saham Asia berbalik arah melemah dipimpin saham-saham energi. Di sisi lain, adanya badai yang menerpa Filipina dan sekitarnya turut dijadikan sentimen negatif, sehingga juga ikut memicu terjadinya aksi jual. Badai tersebut dianggap akan melemahkan perekonomian sehingga target pertumbuhan tidak akan tercapai.
Tidak hanya itu, pelemahan saham-saham produsen automotif dan elektronik di Jepang sebagai imbas kenaikan yen turut memberikan imbas negatif. Pasca mengalami kenaikan, kondisi bursa saham Eropa hingga kini berada zona merah setelah pelaku pasar bersikap menahan diri jelang rilis data-data perumahan AS.
Di sisi lain, adanya rilis positif kenaikan consumer confidence Italia tidak banyak berpengaruh pada laju indeks saham Eropa.
Menurut Reza, laju IHSG dapat dikatakan gagal bertahan di kisaran target support 4.300-4.326 dan mematahkan pola laju positif yang seharusnya terjadi.
"IHSG berpeluang melanjutkan pelemahannya bila tidak ada sentimen positif lain yang dapat mengimbangi pelemahan rupiah," ujar Reza, Rabu (27/11/2013).
Bila melihat lajunya secara historikal, menurut Reza, kondisi suram tengah menghampiri bursa saham di Tanah Air. Laju IHSG harus terperosok melemah sekaligus terhempas dari level support-nya yang seharusnya dapat terjaga agar tidak melemah lebih dalam.
Menurut Reza, biang keladi pelemahan IHSG tersebut juga disumbang oleh makin melemahnya nilai tukar rupiah, yang dibarengi dengan berbalik arahnya bursa saham Asia menjadi negatif pasca penguatan yen, hingga pembukaan pasar saham Eropa yang juga melemah kompak menghadang laju penguatan IHSG.
"Belum lagi masih adanya aksi jualan asing membuat IHSG makin jauh dari harapan penguatan lanjutan," imbuh dia.
Dari luar negeri, tampak laju bursa saham Asia berbalik arah melemah dipimpin saham-saham energi. Di sisi lain, adanya badai yang menerpa Filipina dan sekitarnya turut dijadikan sentimen negatif, sehingga juga ikut memicu terjadinya aksi jual. Badai tersebut dianggap akan melemahkan perekonomian sehingga target pertumbuhan tidak akan tercapai.
Tidak hanya itu, pelemahan saham-saham produsen automotif dan elektronik di Jepang sebagai imbas kenaikan yen turut memberikan imbas negatif. Pasca mengalami kenaikan, kondisi bursa saham Eropa hingga kini berada zona merah setelah pelaku pasar bersikap menahan diri jelang rilis data-data perumahan AS.
Di sisi lain, adanya rilis positif kenaikan consumer confidence Italia tidak banyak berpengaruh pada laju indeks saham Eropa.
(rna)