Ekspor Thailand Oktober kembali jatuh
A
A
A
Sindonews.com - Ekspor Thailand pada Oktober 2013 kembali jatuh, menunjukkan bahwa landasan perekonomian negara tersebut masih lemah di tengah ketegangan politik di Bangkok. Data perdagangan datang di saat demonstran mencoba menggulingkan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra.
Dilansir dari Business World, Rabu (27/11/2013), Kementerian Perdagangan Thailand mencatat ekspor pada Oktober jatuh sebesar 0,7 persen di bawah tahun sebelumnya, dan dibandingkan dengan jajak pendapat Reuters untuk kenaikan sebesar 0,7 persen pada bulan lalu.
Pada September, ekspor lebih rendah 7,1 persen dari tahun sebelumnya. Di mana ekspor menyumbang lebih dari 60 persen terhadap ekonomi Thailand.
Tercatat, sejak Mei hanya satu bulan terlihat peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 3,9 persen pada Agustus. Total selama 10 bulan pertama 2013, ekspor tergelincir 0,02 persen. Kementerian Perdagangan menyalahkan kondisi ini karena pelemahan yen, harga komoditas yang rendah dan melemahnya permintaan untuk elektronik karena perubahan dalam teknologi komputer.
"Ekspor masih bisa naik 1 persen tahun ini dan pada 2014 kami berharap mendapatkan pertumbuhan 5 persen karena negara-negara besar lainnya diperkirakan akan meningkat," kata Urawee Ngowroongrueng, wakil sekretaris permanen Kementerian Perdagangan.
Pada awal tahun ini, para pejabat Thailand berharap mencatat kenaikan 9 persen, tetapi perkiraan terpangkas permintaan global yang terus melemah. Sementara impor pada Oktober turun 5,37 persen dari tahun sebelumnya, kurang dari penurunan 8,17 persen yang diperkirakan dalam jajak pendapat.
Meningkatnya ketegangan politik telah merugikan pasar keuangan Thailand, di mana investor asing memilih menjual saham dan obligasi. Demikian pula mata uang baht sedikit menurun menjadi 32,03 per USD, setelah menyentuh angka terendah dalam 11 minggu sebesar 32,090 per USD, kemarin.
ING memperkirakan kerusakan ekonomi dan pasar bersifat sementara, mirip dengan protes anti-pemerintah yang jauh lebih besar pada Maret-Mei 2010.
Pekan lalu, Dewan Pembangunan Ekonomi dan Sosial Nasional memangkas estimasi PDB 2013 sampai 3 persen dari 3,8-4,3 persen. Pada 25 Oktober, bank sentral menurunkan proyeksi pertumbuhan untuk tahun ini menjadi 3,7 persen dari 4,2 persen dan pada 2014 menjadi 4,8 persen dari 5,0 persen.
Dilansir dari Business World, Rabu (27/11/2013), Kementerian Perdagangan Thailand mencatat ekspor pada Oktober jatuh sebesar 0,7 persen di bawah tahun sebelumnya, dan dibandingkan dengan jajak pendapat Reuters untuk kenaikan sebesar 0,7 persen pada bulan lalu.
Pada September, ekspor lebih rendah 7,1 persen dari tahun sebelumnya. Di mana ekspor menyumbang lebih dari 60 persen terhadap ekonomi Thailand.
Tercatat, sejak Mei hanya satu bulan terlihat peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 3,9 persen pada Agustus. Total selama 10 bulan pertama 2013, ekspor tergelincir 0,02 persen. Kementerian Perdagangan menyalahkan kondisi ini karena pelemahan yen, harga komoditas yang rendah dan melemahnya permintaan untuk elektronik karena perubahan dalam teknologi komputer.
"Ekspor masih bisa naik 1 persen tahun ini dan pada 2014 kami berharap mendapatkan pertumbuhan 5 persen karena negara-negara besar lainnya diperkirakan akan meningkat," kata Urawee Ngowroongrueng, wakil sekretaris permanen Kementerian Perdagangan.
Pada awal tahun ini, para pejabat Thailand berharap mencatat kenaikan 9 persen, tetapi perkiraan terpangkas permintaan global yang terus melemah. Sementara impor pada Oktober turun 5,37 persen dari tahun sebelumnya, kurang dari penurunan 8,17 persen yang diperkirakan dalam jajak pendapat.
Meningkatnya ketegangan politik telah merugikan pasar keuangan Thailand, di mana investor asing memilih menjual saham dan obligasi. Demikian pula mata uang baht sedikit menurun menjadi 32,03 per USD, setelah menyentuh angka terendah dalam 11 minggu sebesar 32,090 per USD, kemarin.
ING memperkirakan kerusakan ekonomi dan pasar bersifat sementara, mirip dengan protes anti-pemerintah yang jauh lebih besar pada Maret-Mei 2010.
Pekan lalu, Dewan Pembangunan Ekonomi dan Sosial Nasional memangkas estimasi PDB 2013 sampai 3 persen dari 3,8-4,3 persen. Pada 25 Oktober, bank sentral menurunkan proyeksi pertumbuhan untuk tahun ini menjadi 3,7 persen dari 4,2 persen dan pada 2014 menjadi 4,8 persen dari 5,0 persen.
(dmd)