Dirut BEI: Investasi jangan beli kucing dalam karung
A
A
A
Sindonews.com - Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito memberikan beberapa saran untuk berinvestasi di tengah kondisi ketidakpastian pasar keuangan seperti saat ini.
Hal yang paling penting bagi para investor pemula adalah mencari perusahaan yang cukup jelas secara prospek bisnis dan juga laporan keuangannya.
"Jadi jangan kita beli kucing dalam karung, lihat dari prospek dan laporan keuangannya," ujar Ito saat acara Investor Summit 2013 di Hotel Ritz Carlton SCBD, Jakarta, Kamis (28/11/2013).
Bahkan secara khusus dia meminta investor baru untuk rajin memelototi situs perusahaan tersebut seharian penuh agar mengetahui update terkini perusahaan. "Kalau peru bahkan 9 jam sehari kita pelototin lihat update-nya," lanjut Ito.
Meskipun demikian, dia mengingatkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah mengalami penurunan sejak bulan Mei silam dan telah melewati puncak tertingginya yang sempat menyentuh angka 5.214.
Dia menambahkan, terkadang ada investor yang mengeluhkan harga saham yang terlalu mahal ketika suatu perusahaan melakukan Initial Public Offering (IPO) atau Penawaran Perdana Saham. "Bisa jadi perusahaannya yang salah menetapkan kesepakatan harga, atau bisa juga karena pasar," tandasnya.
Hal yang paling penting bagi para investor pemula adalah mencari perusahaan yang cukup jelas secara prospek bisnis dan juga laporan keuangannya.
"Jadi jangan kita beli kucing dalam karung, lihat dari prospek dan laporan keuangannya," ujar Ito saat acara Investor Summit 2013 di Hotel Ritz Carlton SCBD, Jakarta, Kamis (28/11/2013).
Bahkan secara khusus dia meminta investor baru untuk rajin memelototi situs perusahaan tersebut seharian penuh agar mengetahui update terkini perusahaan. "Kalau peru bahkan 9 jam sehari kita pelototin lihat update-nya," lanjut Ito.
Meskipun demikian, dia mengingatkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah mengalami penurunan sejak bulan Mei silam dan telah melewati puncak tertingginya yang sempat menyentuh angka 5.214.
Dia menambahkan, terkadang ada investor yang mengeluhkan harga saham yang terlalu mahal ketika suatu perusahaan melakukan Initial Public Offering (IPO) atau Penawaran Perdana Saham. "Bisa jadi perusahaannya yang salah menetapkan kesepakatan harga, atau bisa juga karena pasar," tandasnya.
(gpr)