Impor daging bukti kesejahteraan meningkat
A
A
A
Sindonews.com - Persoalan impor daging yang menggelayuti Indonesia diyakini pengusaha yang juga Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN), Chairul Tanjung merupakan buah dari kesejahteraan yang meningkat.
Dia mengatakan, pada masa lalu kebutuhan masyarakat atas pangan masih berorientasi pada karbohidrat (nasi). Namun, sekarang ini pola hidup masyarakat mulai bergeser pada konsumsi protein (daging).
"Masyarakat makin sejahtera, dari banyak makan nasi menjadi banyak makan protein, sementara kita produksinya beras," ujarnya di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (3/12/2013).
Dia mengaku, seharusnya peningkatan income yang berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat diikuti dengan peningkatan produksi pertanian agar mengurangi impor.
"Permasalahan produksi pertanian ini berakibat dengan defisit neraca perdagangan dan defisit neraca pembayaran. Begitu juga dengan industri, migas, dan lainnya," pungkas Chairul.
Dia mengatakan, pada masa lalu kebutuhan masyarakat atas pangan masih berorientasi pada karbohidrat (nasi). Namun, sekarang ini pola hidup masyarakat mulai bergeser pada konsumsi protein (daging).
"Masyarakat makin sejahtera, dari banyak makan nasi menjadi banyak makan protein, sementara kita produksinya beras," ujarnya di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (3/12/2013).
Dia mengaku, seharusnya peningkatan income yang berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat diikuti dengan peningkatan produksi pertanian agar mengurangi impor.
"Permasalahan produksi pertanian ini berakibat dengan defisit neraca perdagangan dan defisit neraca pembayaran. Begitu juga dengan industri, migas, dan lainnya," pungkas Chairul.
(izz)