Harga residensial di Asia Pasifik naik

Jum'at, 06 Desember 2013 - 11:51 WIB
Harga residensial di...
Harga residensial di Asia Pasifik naik
A A A
Sindonews.com - Beradasarkan indeks residensial terbaru dari Jones Lang LaSalle, pada triwulan III/2013 terdapat kenaikan terbatas pada pasar residensial mewah di Asia Pasifik.

Empat dari sembilan negara yang dipantau mengalami kenaikan capital value minimal pada triwulan tersebut. Hong Kong dan Singapura justru mengalami penurunan, sisanya tidak mengalami perubahan.

Dalam basis tahunan, pertumbuhan di Beijing dan Jakarta tetap kuat, di mana kedua kota tersebut mengalami pertumbuhan dua digit. Hong Kong dan Singapura mengalami penurunan harga selama 12 bulan terakhir dan sisanya mengalami pertumbuhan sekitar 2,4-6,0 persen.

Setelah mengalami pertumbuhan yang kuat di 10 triwulan terakhir, harga di Jakarta tetap datar, memberikan ruang untuk Beijing (1,6 persen) dan Shanghai (1,5 persen) untuk memimpin kenaikan harga per triwulan di kawasan Asia Pasifik. Hal ini akibat dari sedikitnya proyek baru di pasar.

Managing Director Jones Lang LaSalle di Hong Kong, Josep Tsang mengatakan, aktivitas penjualan yang sehat ditambah dengan permintaan lokal yang kuat membuat Manila mengungguli rekan-rekannya di Asia Tenggara, dengan pertumbuhan triwulan sebesar 0,8 persen pada triwulan III/2013.

Namun, Jakarta terus mengungguli semua pasar yang dipantau secara tahunan dengan pertumbuhan 26,2 persen diikuti Beijing dengan 14,1 persen. Dari Sembilan pasar yang dipantau, Singapura terlihat mengalami penurunan triwulan terbesar (-0,4 persen) dan tahunan (-2,5 persen) sebagai akibat dari pengetatan peraturan tentang kredit perbankan yang terus memengaruhi sentimen investor.

Di Hong Kong, kata dia, harga perumahan mewah juga terlihat mengalami penurunan triwulan marginal sebesar 0.3 persen karena volume penjualan tetap rendah dan pembeli mengambil langkah hati-hati.

"Permintaan pembelian residensial mewah di Hong Kong masih tergolong lemah, dengan volume transaksi bulanan pada triwulan III jatuh ke level yang sama seperti masa krisis keuangan global," kata dia dalam rilisnya, Jumat (6/12/2013).

Meskipun harga pasar sekunder umumnya stabil, lanjut dia, pihaknya mulai melihat tanda-tanda adanya potongan harga pada pasar primer dan harga akan tetap berada di bawah tekanan selama triwulan terakhir tahun ini dan 2014.

Head of Research, Asia Pacific, Jones Lang LaSalle, Jane Murray mengatakan meskipun terdapat kenaikan harga terbatas pada triwulan III di kawasan ini, pihaknya masih melihat pertumbuhan tahunan yang moderat dan kuat di sebagian besar pasar.

"Untuk akhir tahun ini dan 2014, kami memprediksi aktivitas penjualan di Greater China dan Singapura untuk tetap berada pada tingkat yang sama. Karena sentimen investor terus terpengaruh oleh langkah-langkah pengetatan pemerintah yang akan tetap berlaku selama 12 bulan ke depan," tuturnya.

Murray mengatakan, sepanjang tahun depan pasar negara berkembang Asia Tenggara akan terus mengalami pertumbuhan harga yang moderat. "Sementara kami memprediksi untuk melihat peningkatan terkuat di Beijing dan Shanghai sebagai akibat dari permintaan lokal yang kuat," pungkasnya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5647 seconds (0.1#10.140)