IHSG berpeluang lanjutkan penguatan
A
A
A
Sindonews.com - Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang mensinyalir adanya aksi window dressing yang berimplikasi pada penguatan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin akan membuka peluang penguatan lanjutan pada perdagangan hari ini.
Edwin mengatakan, dengan sisa 12 hari perdagangan di tahun 2013, pasar saham dibayangi pertanyaan apakah IHSG kembali dapat menguat Rabu ini merujuk naiknya EIDO:US sebesar 1,80 persen.
Peluang ini juga terbuka setelah pada perdagangan hari Selasa, IHSG menguat setelah hampir seluruh Bursa di Asia mengalami kejatuhan.
"Rentang IHSG 4.236-4.310. Pola white marubozu terbentuk atas IHSG mengindikasikan bullish reversal (penguatan lanjutan)," kata Edwin, Rabu (11/12/2013).
Dari luar negeri, Dow Jones terpantau turun sebesar 52,40 poin (0,33 persen) ditutup di level 15.973,13 disertai kenaikan The Vix sebesar 3,11 persen ditutup di level 13,91.
Pelemahan tersebut diakibatkan absennya rilis data ekonomi penting dan aksi tunggu final Federal Open Market Committee (FOMC) Meeting yang akan diselenggarakan 17-18 Desember 2013 untuk mendengar komentar berkaitan apakah akan dilakukan tapering atau tidak.
"Aksi tunggu juga mewarnai apa hasil negosiasi anggaran di Capitol Hill, dimana statement dari beberapa pejabat penting the Fed yang mendorong spekulasi terjadinya percepatan penerapan tapering," pungkas dia.
Edwin mengatakan, dengan sisa 12 hari perdagangan di tahun 2013, pasar saham dibayangi pertanyaan apakah IHSG kembali dapat menguat Rabu ini merujuk naiknya EIDO:US sebesar 1,80 persen.
Peluang ini juga terbuka setelah pada perdagangan hari Selasa, IHSG menguat setelah hampir seluruh Bursa di Asia mengalami kejatuhan.
"Rentang IHSG 4.236-4.310. Pola white marubozu terbentuk atas IHSG mengindikasikan bullish reversal (penguatan lanjutan)," kata Edwin, Rabu (11/12/2013).
Dari luar negeri, Dow Jones terpantau turun sebesar 52,40 poin (0,33 persen) ditutup di level 15.973,13 disertai kenaikan The Vix sebesar 3,11 persen ditutup di level 13,91.
Pelemahan tersebut diakibatkan absennya rilis data ekonomi penting dan aksi tunggu final Federal Open Market Committee (FOMC) Meeting yang akan diselenggarakan 17-18 Desember 2013 untuk mendengar komentar berkaitan apakah akan dilakukan tapering atau tidak.
"Aksi tunggu juga mewarnai apa hasil negosiasi anggaran di Capitol Hill, dimana statement dari beberapa pejabat penting the Fed yang mendorong spekulasi terjadinya percepatan penerapan tapering," pungkas dia.
(rna)