RI kehabisan lapangan minyak setelah Blok Cepu
A
A
A
Sindonews.com - Direktur Pertamina Hulu Energi (PHE), Muhamad Husen mengatakan, bahwa cadangan minyak dan gas (migas) Indonesia berada di ujung tanduk. Hal ini akan menimbulkan kekhawatiran dikarenakan Indonesia masih mengandalkan Blok Cepu untuk memproduksi migas.
"Setelah Blok Cepu itu, kita tidak ada lapangan minyak lagi, 10 tahun yang akan datang bagaimana," ucapnya di Ritz Carlton Pascific Place, Jakarta, Senin (16/12/2013).
Menurutnya, jika Pertamina terus melakukan impor kurang dari USD100 juta untuk memenuhi kebutuhan migas dalam negeri, maka apakah selama itu APBN dapat menyanggupi aksi impor migas tersebut. "USD100 juta kebutuhan impor, apakah APBN kita akan kuat nanti, makanya kita harus memikirkan hal itu," ujarnya.
Husen mengatakan, banyak sumber energi yang dapat dimanfaatkan untuk kelangsungan ekonomi Indonesia. Salah satunya dengan energi panas bumi yang berpotensi atau dapat dimanfaatkan sampai 29 GW setara dengan 1 juta barel. "Panas bumi baru termanfaatkan empat persen, kita hanya butuhkan kepastian kebijakan," tambahnya.
Menurutnya, saat ini Pertamina menyanggupi pemanfaatan Energi Panas Bumi jikalau memang diharuskan. Sebab, secara teknologi Pertamina tidak mengkhawatirkan. "By teknologi tidak bermasalah karena kami ngebor minyak kan 4.000 meter, kalau panas bumi mah cuma 1.000 sekian meter saja," pungkas dia.
"Setelah Blok Cepu itu, kita tidak ada lapangan minyak lagi, 10 tahun yang akan datang bagaimana," ucapnya di Ritz Carlton Pascific Place, Jakarta, Senin (16/12/2013).
Menurutnya, jika Pertamina terus melakukan impor kurang dari USD100 juta untuk memenuhi kebutuhan migas dalam negeri, maka apakah selama itu APBN dapat menyanggupi aksi impor migas tersebut. "USD100 juta kebutuhan impor, apakah APBN kita akan kuat nanti, makanya kita harus memikirkan hal itu," ujarnya.
Husen mengatakan, banyak sumber energi yang dapat dimanfaatkan untuk kelangsungan ekonomi Indonesia. Salah satunya dengan energi panas bumi yang berpotensi atau dapat dimanfaatkan sampai 29 GW setara dengan 1 juta barel. "Panas bumi baru termanfaatkan empat persen, kita hanya butuhkan kepastian kebijakan," tambahnya.
Menurutnya, saat ini Pertamina menyanggupi pemanfaatan Energi Panas Bumi jikalau memang diharuskan. Sebab, secara teknologi Pertamina tidak mengkhawatirkan. "By teknologi tidak bermasalah karena kami ngebor minyak kan 4.000 meter, kalau panas bumi mah cuma 1.000 sekian meter saja," pungkas dia.
(izz)