Kuota BBM tahun depan diperkirakan jebol
A
A
A
Sindonews.com - PT Pertamina (Persero) memproyeksikan kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tahun depan sebesar 48 kiloliter (kl) dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) akan terlampui.
Hal itu seiring dengan pertumbuhan konsumsi BBM bersubsidi yang terus meningkat setiap tahunnya. "BBM bersubsidi baik solar maupun premium naiknya rata-rata 7 persen. Yang kami lihat seperti itu," kata Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir dalam Pertamina Energy Outlook di Jakarta, Senin (16/12/2013).
Menurut dia, pertumbuhan konsumsi BBM bersubsidi sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Seiring dengan itu, dia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi menjadi konsekuensi tumbuhnya konsumsi BBM bersubsidi di Tanah Air.
"Jika pemerintah mengambil langkah menekan kkonsumsi BBM bersubsidi, maka upaya yang perlu dilakukan adalah dengan melakukan pengawasan dan efisiensi melalui diversifikasi energi," kata dia.
Selain itu, Ali menambahkan, pengawasan terhadap penyalahgunaan BBM bersubsidi harus lebih ditingkatkan kembali.
"Pengawasan untuk memonitoring penyalahgunaan BBM bersubsidi juga harus segera dilakukan. Itu cara yang paling baik untuk mengendalikan konsumsi BBM bersubsidi," tutur dia.
Sementara Direktur Pertamina Hulu Energi (PHE) Muhamad Husen juga menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara dengan kebutuhan BBM yang selalu mengalami peningkatan setiap saat.
"Gampang saja melihat pertumbuhan sepeda motor, dari hari ke hari BBM-nya makin meningkat," kata dia.
Hal itu seiring dengan pertumbuhan konsumsi BBM bersubsidi yang terus meningkat setiap tahunnya. "BBM bersubsidi baik solar maupun premium naiknya rata-rata 7 persen. Yang kami lihat seperti itu," kata Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir dalam Pertamina Energy Outlook di Jakarta, Senin (16/12/2013).
Menurut dia, pertumbuhan konsumsi BBM bersubsidi sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Seiring dengan itu, dia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi menjadi konsekuensi tumbuhnya konsumsi BBM bersubsidi di Tanah Air.
"Jika pemerintah mengambil langkah menekan kkonsumsi BBM bersubsidi, maka upaya yang perlu dilakukan adalah dengan melakukan pengawasan dan efisiensi melalui diversifikasi energi," kata dia.
Selain itu, Ali menambahkan, pengawasan terhadap penyalahgunaan BBM bersubsidi harus lebih ditingkatkan kembali.
"Pengawasan untuk memonitoring penyalahgunaan BBM bersubsidi juga harus segera dilakukan. Itu cara yang paling baik untuk mengendalikan konsumsi BBM bersubsidi," tutur dia.
Sementara Direktur Pertamina Hulu Energi (PHE) Muhamad Husen juga menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara dengan kebutuhan BBM yang selalu mengalami peningkatan setiap saat.
"Gampang saja melihat pertumbuhan sepeda motor, dari hari ke hari BBM-nya makin meningkat," kata dia.
(rna)